- Nama : Pulau Bunguran
- Nama lain : Pulau Natuna Besar/ Pulau Natuna
- Tata Pemerintahan : Masuk dalam wilayah kabupaten Kepulauan Natuna, provinsi Kepulauan Riau
- Luas : 1.605 km2
- Koordinat : 4°0′N 108°15′E
- Jumlah penduduk : 51.188 jiwa (data sensus 2023)
- Titik Tertinggi : Puncak Gunung Ranai
PULAU Bunguran, juga dikenal sebagai Pulau Natuna Besar. Merupakan pulau terbesar di Kepulauan Natuna, Indonesia. Secara administratif, pulau ini termasuk dalam Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, dengan pusat pemerintahan terletak di Ranai, bagian timur pulau.
Secara geografis, Pulau Bunguran terletak di utara Laut Natuna dan barat daya Laut Tiongkok Selatan, berada di perbatasan antara kedua laut tersebut. Pulau ini merupakan bagian dari Busur Natuna, yang terbentuk akibat aktivitas geologis selama periode Jura Pertengahan hingga Kapur Akhir.

Proses subduksi Lempeng Pasifik di Laut Tiongkok Selatan purba menyebabkan munculnya aktivitas vulkanisme dan menyimpan sumber daya alam berupa cadangan gas yang telah dieksplorasi sejak tahun 1990-an.
Jejak Sejarah
SEJARAH Pulau Bunguran tercatat dalam panduan pelayaran Tiongkok dari abad ke-15 dan ke-16 yang menyebut pulau ini sebagai “ma-an shan,” yang berarti ‘gunung pelana kuda.’
Ekskavasi di pulau ini mengungkapkan berbagai artefak, termasuk keramik dari abad ke-9 hingga ke-20, dengan banyak di antaranya berasal dari Tiongkok pada abad ke-13 dan ke-14. Pada awal abad ke-19, pelaut Prancis Cyrille Laplace juga singgah di pulau ini. Di masa kolonial, pulau tersebut menjadi bagian dari Karesidenan Riau.

Pulau Bunguran memiliki formasi batuan yang beragam, termasuk Formasi Raharjapura yang terdiri dari batu pasir, batu lanau, dan batu lumpur. Di bagian timur pulau terdapat batuan granit Ranai, termasuk Gunung Ranai yang memiliki ketinggian 1.035 meter. Penelitian menunjukkan usia batuan granit ini sekitar 73 juta tahun.
Keanekaragaman Hayati
PULAU Bunguran memiliki iklim muson tropis dengan suhu rata-rata antara 27,0 hingga 28,3 °C. Curah hujan tahunan mencapai sekitar 1.480 mm. Di pulau ini mengalir beberapa sungai, antara lain Sungai Binjai dan Sungai Penarik, serta terdapat Bendungan Tapau di Bunguran Tengah.

Ekosistem pulau ini kaya akan keanekaragaman hayati, dengan spesies yang berkerabat dengan fauna di Semenanjung Malaya dan Kalimantan. Di antara mamalia yang ditemukan adalah trenggiling jawa, babi hutan, dan beberapa spesies primata, termasuk kekah natuna yang merupakan satwa endemik. Namun, kekah natuna terancam punah dengan populasi yang diperkirakan kurang dari 10.000 ekor akibat pengurangan habitat hutan primer.
Kecamatan di Pulau Bunguran
PULAU Bunguran terdiri dari beberapa kecamatan, yaitu Bunguran Barat, Bunguran Batubi, Bunguran Selatan, Bunguran Tengah, Bunguran Timur, Bunguran Timur Laut, Bunguran Utara, Pulau Tiga, dan Pulau Tiga Barat. Dengan kekayaan alam dan sejarah yang dimilikinya, Pulau Bunguran tetap menjadi fokus perhatian dalam upaya pelestarian dan pengembangan wilayah.