Ini Batam
Air Digilir, Tak Ada Solusi

PELANGGAN air bersih yang berada di stress area di Batam, akan merasakan dampak dari rationing atau penggiliran suplai air bersih yang akan dilakukan PT Adhya Tirta Batam (ATB) di wilayah Sekupang, mulai Sabtu (20/4/2019) ini.
”Posisi stress area tidak banyak, hanya 5 ribu pelanggan saja. Tapi pola distribusi air tak memungkinkan 24 jam, sehingga kalau ada gangguan akan mati duluan,” kata Kepala Kantor Pengelolaan Air Badan Pengusahaan (BP) Batam Binsar Tambunan.
Stress area atau biasa disebut critical area merupakan istilah untuk menyebut wilayah-wilayah yang masih belum mendapat distribusi air selama 24 jam penuh.
Seperti di sebagian Tanjunguncang, Batuaji, Patam Lestari, dan lainnya.
”Pelanggan ATB ada 278 ribu satuan sambungan. Dan sekitar 5 ribu sambungan berada pada posisi titik terjauh dan titik tertinggi. Inilah yang disebut stress area,” paparnya.
Hingga saat ini, kata Binsar, baik ATB maupun BP Batam belum menemukan cara bagaimana menjaga suplai air ke wilayah stress area selama 24 jam.
ATB punya keterbatasan distribusi pada waktu yang bersamaan dan solusinya yakni berharap agar Dam Tembesi bisa segera beroperasi.
”Kita harap Dam Tembesi segera beroperasi karena dekat Tanjung-uncang dan Batuaji, dimana masif penduduknya,” paparnya.
Banyak warga yang mengeluh baik dari Tanjunguncang maupun Patam Lestari-Sekupang yang mengkomplain bahwa air sering mati selama dua hari bahkan lebih. Jika hidup sekalipun, maka waktunya pada tengah malam dan hanya berlangsung sebentar.
ATB juga tak bisa berbuat banyak soal ini. Pasalnya mereka juga tengah fokus menjalankan rationing di Dam Seiharapan, Sekupang mulai Sabtu nanti.
”Kami telah berkoordinasi dengan BP Batam untuk rencana program rationing. Air baku yang semakin surut di Dam Seiharapan membuat seluruh pihak harus berhemat menggunakan air bersih,” paparnya.
(*)