LIMA pelajar yang terdiri dari empat sisa SMP dan satu SMK bolos sekolah pada Rabu (14/9) pagi. Rencana mereka menghabiskan waktu dengan bersenang-senang di lokasi pemandian berujung petaka.
Salah satu dari mereka tewas tenggelam usai terjun ke pemandian Sungai Lobang, di Kampung Hulam, Kerasaan I, Kecamatan Pematang Bandar, Simalungun, Sumatera Utara.
Sementara satu orang lagi temannya belum ditemukan. Peristiwa mengenaskan itu terjadi pada Rabu (14/9) pagi.
Kejadian ini bermula saat lima sekawan, empat di antaranya pelajar SMP, masing-masing Topan, 13, Rangga Pasaribu, 13, Andika Lesmana, 13, dan Fasko Tamara, 13, serta Ando Jordan Pasaribu, 15, siswa SMK Cipto Perdagangan, datang ke pemandian Sungai Lobang sekira pukul 07.00 WIB.
Maksud mereka ke lokasi adalah untuk bermain sembari mandi-mandi. Namun, bukannya kegembiraan yang diperoleh kelimanya, malah duka yang mendalam. Salah seorang di antaranya, yakni Ando Jordan Pasaribu ditemukan tewas tenggelam di lokasi pemandian. Sementara temannya Fasko Tamara belum ditemukan.
Seperti diberitakan Metro Siantar (15/9), pagi itu begitu sampai ke Sungai Lobang, Ando Jordan dan Fasko Tamara memang lebih dulu terjun ke pemandian yang menyerupai kolam tersebut.
Keduanya terjun tepat di sumber mata air yang lebih dalam dari sisi-sisi pemandian lainnya. Sejak saat itu, keduanya tidak terlihat lagi.
Ketiga teman korban yang berada di sisi pemandian pun panik. Mereka berteriak minta tolong. Sontak teriakan ketiganya itu membuat geger warga setempat.
Beberapa warga yang mendengar teriakan langsung berlari ke lokasi dan berusaha memberikan pertolongan dengan menyelam ke lokasi mata air.
Setelah beberapa lama menyelam, warga melihat salah seorang korban tersangkut pipa yang berada dalam air. Ia adalah Ando. Namun saat berhasil dikeluarkan dari air, ia sudah tak bernyawa.
“Si Ando ini yang pertama kami temukan dari dalam air. Korban sudah meninggal dunia dengan luka di kening. Selain itu, ada darah yang keluar dari telinganya,” kata Khairul, warga setempat.
Dia menjelaskan, proses evakuasi Ando dari dalam air tak sebentar. Warga membutuhkan waktu dua jam untuk bisa mengeluarkan jasadnya.
“Karena korban ini tersangkut di antara pipa yang ada di dalam air itu. Makanya kurang lebih dua jam baru bisa dikeluarkan,” tambahnya.
Selanjutnya, dengan disaksikan warga serta Uspika Kecamatan Bandar dan Pematang Bandar yang kemudian berbondong-bondong datang ke lokasi, jenazah korban kemudian dibawa ke rumah duka di Huta II Nagori Sidotani, Kecamatan Bandar, menggunakan ambulans milik Puskesmas Pematang Bandar.
Namun tidak bagi Faski Tamara. Pelajar SMP Taman Ilmu Perdagangan ini belum juga ditemukan, meski warga dan tim pencari sudah berulangkali melakukan penyelaman di lokasi.
Pantauan di lokasi kejadian, hingga tadi malam upaya pencarian terus dilakukan. Sebelumnya sekira pukul 14.00 WIB, Dandim 0207 Simalungun datang ke lokasi, disusul Bupati Simalungun JR Saragih.
Keduanya memantau langsung proses pencarian yang dilakukan oleh warga setempat. Tetapi usaha warga itu tetap tidak membuahkan hasil.
Sekira pukul 15.30 WIB, tim Basarnas dari Parapat tiba di lokasi dan langsung melakukan pencarian dengan peralatan yang lebih lengkap, dibantu personel TNI dan Polri. Masih sama, pencarian belum membuahkan hasil.
Kapolsek Perdagangan AKP Asmara yang diwawancarai di tempat kejadian mengungkapkan, pencarian akan kembali dilakukan pada Kamis (15/9) pagi.
“Karena hari sudah gelap, kita hentikan dulu. Besok pagi, rencananya pukul 06.00 WIB sudah kita mulai lagi upaya pencarian terhadap korban ini. Malam ini saya sendiri yang memimpin penjagaan,” Kata Kapolsek.
Sementara keluarga Fasko Tamara terlihat cemas di tepian pemandian. Muhammad Yunus SPdI, seorang guru di SMK Yayasan Pendidikan Perdagangan yang mengaku sebagai paman dari Fasko Tamara mengungkapkan bahwa keponakannya tersebut selama ini tinggal bersama ibunya.
“Fasko ini keponakan saya, Bapaknya bernama Sudarmo tinggal di Medan. Ibunya bernama Maini dan tinggal di Huta III Nagori Sidotani Kecamatan Bandar. Fasko selama ini tinggal bersama ibu dan seorang adiknya. Ayahnya sudah pisah dengan ibunya. Sayalah yang membantu korban selama ini. Saya tak menyangka akan berakhir seperti ini,” kata Yunus.
Yunus juga membernarkan jika keponakannya itu memang bolos sekolah sebelum peristiwa nahas tersebut. “Kalau dari rumah, setahu kami dia menuju sekolah. Tetapi setelah mendengar kejadian ini, saya kontak ke sekolahnya. Ternyata memang benar dia tidak masuk sekolah,” terangnya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan Bandar, Lasmida Sirait SPd juga mengakui kelima pelajar yang datang ke lokasi pemandian itu sedang bolos sekolah. “Kami sudah menghubungi kepala sekolah masing-masing. Hasilnya, kelima siswa tersebut memang tidak masuk ke sekolah (bolos),” ujar Lamsida.
Hal senada juga dikatakan Camat Bandar Samsul Pasaribu. “Para korban ini semua warga saya. Tetapi saat saya Tanya ke sekolahnya, memang mereka ini absen di sekolah. Kemungkinan mereka sudah janjian mau ke sini,” kata camat.
Sedangkan beberapa warga sekitar yang diwawancarai, berharap agar pemerintah menata umbul Sungai Lobang ini.
“Seperti membuat jaring atau pagar pengaman di dekat sumber mata air itu. Agar kedepan tidak ada lagi korban berikutnya. Sebab di sini orang bisa masuk dari segala arah. Kami sebagai warga tidak bisa mengawasi penuh. Apalagi para pelajar yang terkadang bolos kemari, kami tidak bisa memantaunya,” ungkap seorang warga yang enggan menyebutkan namanya.
Sedangkan Bupati JR Saragih yang sempat diwawancarai menegaskan bahwa lokasi pemandian Sungai Lobang itu akan ditutup. “Tempat ini akan ditutup, saya sudah koordinasi langsung dengan kepolisian dan Dandim. Selama ini tidak ada izinnya,” ucap JR Saragih singkat sembari memantau proses pencarian korban. ***