- Nama: Andy Liany
- Nama Lain : Juli Hendri bin Saleh Rachim
- Lahir: Tanjungpinang, 19 Juni 1964
- Wafat: Karawang, 25 Juli 1995
- Profesi: Musisi
JULI Hendri bin Saleh Rachim, lebih dikenal sebagai Andy Liany, merupakan salah satu penyanyi rock terkemuka Indonesia yang lahir di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, pada 19 Juli 1964.
Namanya mulai dikenal luas di seluruh Indonesia pada awal 1990-an. Sayangnya, perjalanan kariernya yang cemerlang harus terhenti karena tragedi, ketika ia meninggal dunia akibat kecelakaan mobil pada 25 Juli 1995, di puncak popularitasnya.

Andy Liany tidak hanya dikenal sebagai rocker dengan penampilan garang, tetapi juga sebagai sosok yang ramah dan dekat dengan penggemar. Ia tidak segan-segan melayani wawancara, berfoto, atau sekadar berbincang dengan para penggemar, menunjukkan bahwa batas antara selebriti dan masyarakat biasa nyaris tidak ada baginya.
Awal Mula Bakat Musik
MINAT Andy dalam dunia musik sudah terlihat sejak masa kanak-kanak. Saat bersekolah di TK Hang Tuah, ia sering menghibur teman-temannya dengan nyanyian.
Bakat ini diwarisi dari keluarganya, terutama kakek dan ayahnya yang juga merupakan musisi lokal. Usman Rachim Bersaudara, band ayahnya, pernah tampil di berbagai acara, termasuk di pantai-pantai Belanda pada dekade 1950-an.
Andy melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar Katolik Tanjungpinang dan SMP Negeri 3 Tanjungpinang, sebelum merantau ke Bandung untuk melanjutkan studi di SMP Pasundan.
Di Bandung, ia terinspirasi oleh penampilan band-band terkenal dan terus mengembangkan kecintaannya terhadap musik rock, terpengaruh oleh artis seperti Janis Joplin dan AC/DC. Meskipun menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Pasundan, hasrat bermusiknya semakin membara.
Karier Musik yang Menginspirasi
KARIER musik Andy dimulai sebagai gitaris utama di grup Sheeryl Waves yang dibentuknya saat SMP. Ia kemudian bergabung dengan beberapa band, termasuk Chivas Band dan Z Liar, sebelum meluncurkan album solo pertamanya, “Misteri,” pada tahun 1991. Lagu “Sanggupkah Aku” dari album ini membawa namanya ke pentas nasional dan mendapatkan penghargaan BASF AWARDS untuk album terlaris.

Sayangnya, perjalanan kariernya harus terhenti pada malam 24 Juli 1995, ketika ia terlibat dalam kecelakaan tragis di Karawang. Mobil yang ia kendarai menabrak pohon, mengakibatkan ia terjepit di dalam kendaraan. Meski hanya menyelesaikan dua lagu sebelum kepergiannya, album “Cendera Mata” dirilis sebagai penghormatan, menggabungkan lagu-lagu dari album sebelumnya dan menampilkan dua lagu baru.
Andy Liany meninggal dalam usia 31 tahun, meninggalkan jejak yang mendalam di industri musik Indonesia. Warisannya sebagai penyanyi rock yang berbakat dan sosok yang bersahabat akan selalu dikenang oleh penggemar dan generasi mendatang.
(nes/ham)