KETERSEDIAAN air baku di waduk-waduk yang ada di Batam saat ini mengalami penurunan meskipun sudah memasuki musim hujan, sehingga diperlukan upaya-upaya untuk mensiasati agar ketersedian air baku layak konsumsi ini tetap terjaga ketersedianya.
Setidaknya itulah point penting dari kegitan Coffee Morning Direktorat Promosi dan Humas BP Batam bersama sejumlah awak media pada Kamis (5/12) pagi kemarin di ruang Marketing BP Batam.
Selain Direktur Promosi dan Humas BP Batam, Dendi Guatinandar, acara Coffee Morning bersama sejumlah awak media ini juga dihadiri oleh Kepala Kantor Pengelolaan Air dan Limbah BP Batam, Binsar Tambunan, Direktur Tehnik PT. ATB Paul Benett dan Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Hang Nadim, Wayan Mustika.
Dalam keteranganya Kepala BMKG, Wayan Mustika mengatakan secara umum diwilayah Kepri walaupun tidak mengenal istilah musim, sepanjang tahun ini mengalami kemunduran datangnya hujan. Menurutnya, kemunduran ini banyak dipengaruhi oleh adanya Badai Kammuri sehingga kondisi ini berpengaruh juga terhadap tingkat ketersediaan air diwaduk yang ada di Batam.
Wayan menambahkan mulai pertengahan Nopember 2019 sampai dengan Januari 2020 diperkirakan curah hujan di Batam akan tinggi, terutama di bulan Desember ini.
Sementara itu Direktur Tehnik PT ATB, Paul Benett menerangkan saat ini air di 6 waduk yang ada mengalami penurun rata-rata 2,7 meter, sedangkan saat terjadi El Nino pada tahun 2015 lalu, air waduk hanya berkurang paling rendah 2,5 meter di bawah spillover yang mencapai 7,5 meter.
Ia mengungkap permasalahan tersebut disebabkan kebutuhan air di Batam yang terus meningkat sehingga air waduk pada tahun ini bisa turun lebih rendah meskipun curah hujannya lebih tinggi dibandingkan tahun 2015 lalu.
“Tahun 2019 hujannya lebih besar daripada tahun 2015, tetapi air waduknya turun lebih rendah karena kebutuhan air di Batam naik terus,” katanya.
Dalam satu tahun, Paul mengatakan kebutuhan air di pulau Batam bisa meningkat lebih dari 160 liter per detik.
Dengan kondisi tersebut, ATB akan melakukan rationing terhadap suplai air apabila kondisi air baku waduk Duriangkang terus mengalami penurunan.
Kepala Kantor Pengelolaan Air dan Limbah BP Batam, Binsar Tambunan juga menjelaskan BP Batam melakukan berbagai upaya untuk menjaga ketersediaan air baku di Batam.
“BP Batam sedang mengembangkan Batam Integrated Water Treatment untuk memenuhi kebutuhan air di Batam,” terangnya.
Dalam sesi penutup diskusi Dendi Gustinandar berpesan kiranya masyarakat lebih bijak lagi dalam penggunaan air. Kondisi Batam yang kehutuhan air bersihnya sangat ketergantungan kepada air tadah hujan, membutuhkan awarnes atau kepedulian warga Batam dalam memanfaatkan air ini.
*(zhr/GoWestId)