Dengan mengakses situs GoWest.ID, anda setuju dengan kebijakan privasi dan ketentuan penggunaannya.
Setuju
GoWest.IDGoWest.ID
  • Reportase
    ReportaseSimak lebih lanjut
    Ada Perbaikan Pipa Air di Nongsa, Beberapa Wilayah Alami Gangguan Suplai Air
    49 menit lalu
    Pemko Tanjungpinang Jajaki Kerja Sama dengan Lion Air untuk Rute Internasional Via RHF
    2 hari lalu
    Waspada Cuaca Ekstrem di Kepulauan Riau
    2 hari lalu
    Kakek 60 Tahun Divonis 5 Tahun Penjara karena Pencabulan Anak
    2 hari lalu
    Kunjungi Batam, Menteri Luar Negeri Singapura Perkuat Hubungan Investasi
    2 hari lalu
  • Ragam
    RagamSimak lebih lanjut
    Penyengat Heritage Fest 2025 ; Merajut Warisan Budaya dan Alam
    2 hari lalu
    (Rencana) Incinerator Sampah di Batam
    5 hari lalu
    PORKOT Batam VI Resmi Digelar
    5 hari lalu
    SMAN 27 Resmi Berubah Jadi SMKN 12 Batam
    5 hari lalu
    Rotan Pemukul Bocah
    1 minggu lalu
  • Data
    DataSimak lebih lanjut
    Pulau Jemaja
    1 hari lalu
    3
    Pantai Pelawan, Karimun
    1 minggu lalu
    Pulau Kundur
    1 minggu lalu
    Pulau Karimun Besar
    2 minggu lalu
    Sulaiman Abdullah
    3 minggu lalu
  • Program
    ProgramSimak lebih lanjut
    #Full Hendrik; Pujakesuma di DPRD Batam
    2 bulan lalu
    #ComingSoon Hendrik; Pujakesuma di DPRD Batam
    2 bulan lalu
    #Full Pelayanan Publik BP Batam : Ngobrol Bareng Deputi VI, Ariastuty Sirait
    2 bulan lalu
    Pelayanan Publik BP Batam : Ngobrol Bareng Deputi VI, Ariastuty Sirait #ComingSoon
    2 bulan lalu
    Ngobrol Everywhere | Bicara Pelayanan Umum BP Batam Bersama Ariastuty Sirait
    2 bulan lalu
TELUSUR
  • Reportase
    • Artikel
    • Serial
    • In Depth
    • Berita Video
    • Cerita Foto
    • Live!
  • Ragam
    • Budaya
    • Pendidikan
    • Lingkungan
    • Sports
    • Histori
    • Catatan Netizen
  • Data
    • Infrastruktur
    • Industri
    • Statistik
    • Kode Pos
    • Rumah Sakit
    • Rumah Susun
    • Tokoh
    • Wilayah
    • Situs Sejarah
    • Seni
  • Partner
    • VOA Indonesia
    • BenarNews.org
  • Yang Lain
    • Tentang Kami
    • Privacy Policy
    • Pedoman Media Siber
Notifikasi Simak lebih lanjut
Aa
Aa
GoWest.IDGoWest.ID
  • Reportase
  • Ragam
  • Program
  • Data
  • Reportase
    • Artikel
    • Serial
    • In Depth
    • Berita Video
    • Cerita Foto
    • Live!
  • Ragam
    • Budaya
    • Pendidikan
    • Lingkungan
    • Sports
    • Histori
    • Catatan Netizen
  • Data
    • Infrastruktur
    • Industri
    • Statistik
    • Kode Pos
    • Rumah Sakit
    • Rumah Susun
    • Tokoh
    • Wilayah
    • Situs Sejarah
    • Seni
  • Partner
    • VOA Indonesia
    • BenarNews.org
  • Yang Lain
    • Tentang Kami
    • Privacy Policy
    • Pedoman Media Siber
Ikuti Kami
  • Advertorial
© 2025 Indonesia Multimedia GoWest. All Rights Reserved.
In Depth

Bagaimana Bumi Berubah Selama 37 Tahun Terakhir? | Google Earth Rilis Timelapse

Editor Admin 4 tahun lalu 1.1k disimak

Google telah merilis Timelapse di Google Earth. Ada 24 juta foto satelit dari 37 tahun terakhir telah dikompilasi menjadi pengalaman 4D interaktif.

Dalam pembaruan terbesar Google Earth sejak 2017, kita sekarang bisa melihat Bumi dalam dimensi yang baru.

“Selama 15 tahun terakhir, miliaran oranng telah beralih ke Google Earth untuk menjelajahi Bumi dari sudut padang yang tak ada habisnya. Kamu mungkin pernah mengintip Gunung Everest atau terbang melintasi kota asal kamu,” tutur Google.

Untuk menjelajahi Timelapse di Google Earth, kamu bisa membuka tautan g.co/Timelapse, di mana kamu bisa memanfaatkan bilah penelusuran praktis untuk memilih tempat mana pun di Bumi dalam pergerakan watu.

Melalui tautan tersebut, Uzone.id melihat banyak Timelaps yang bisa dilihat oleh pengguna. Kami mencoba melihat perubahan yang terjadi pada tambang emas Free Port dekat Puncak Jaya, Papua, sejak 1984 hingga 2020.

Selain itu, perubahan dramatis juga terjadi di Uni Emirat Arab di tahun 1984 kota Dubai masih kawasan gurun pasir yang tandus perlahan-lahan menjadi sebuah kota.  

Kamu juga bisa membuka Google Earth dan klik roda kapal untuk menemukan Timelapse di platform storytelling milik Google, yakni Voyager, untuk melihat tur terpandu interaktif.

Google juga telah mengunggah lebih dari 800 video Timelapse dalam 2D dan 3D untuk digunakan publik pada tautan g.co/TimelapseVideos.

“Kamu bisa memilih video apa pun yang kamu ingin inginkan sebagai video MP4 yang siap digunakan atau duduk dan menonton video di YouTube,” kata Google.

Hasil kerjasama

Google bekerja sama dengan para ahli di CREATE Lap di Universitas Carnegie Mellon untuk menciptakan teknologi di balik Timelapse, dan Google bekerja dengan mereka lagi untuk memahami apa yang Google lihat.

“Saat kami melihat apa yang terjadi, lima tema muncul: perubahan hutan, pertumbuhan kota, suhu yang menghangat, sumber energi, dan keindahan dunia yang rapuh. Google Earth membawa kamu dalam tur terpadu dari setiap topi untuk lebih memahaminya,” tutur Google.

Menurut Google, bikin Timelapse seukuran planet butuh banyak hal, yang mereka sebut “penghancuran piksel” pada Earth Engine, platform cloud Google untuk analisis geospasial.

Untuk menambahkan citra Timelapse animasi ke Google Earth, Google mengumpulkan 24 juta citra satelit dari tahun 1984 hingga 2020, mewakili kuadriliun piksel.

Butuh lebih dari 2 juta jam pemrosesan pada ribuan mesin di Google Cloud untuk mengumpulkan 20 petabyte citra satelit ke dalam satu mozaik video berukuran 4,4 terapiksel. Itu setara dengan 530.000 video dalam resolusi 4K!.

Semua komputasi ini dilakukan di dalam pusat data Google yang netral karbon, 100 persen energi terbarukan, yang merupakan bagian dari komitmen Google untuk membantu membangun masa depan bebas karbon.

Sejauh ini, Timelapse di Google Earth adalah video terbesar di dunia. Untuk membuatnya butuh kolaborasi luar biasa.

“Pekerjaan ini memungkinkan karena komitmen pemerintah AS dan Uni Eropa untuk membuka dan mengakses data,” kata Google.

Timelapse di Google Earth juga tak mungkin terjadi tanpa NASA dan program Landsat Survei Geologi Amerika Serikat, program observasi Bumi sipil pertama (dan paling lama berjalan) di dunia, dan program Copernicus Uni Eropa dengan satelit Sentinelnya.

(*)

Kaitan bumi, Google, Google earth, khas, timelapse
Admin 19 April 2021 19 April 2021
Apa yang anda pikirkan
Suka sekali0
Sedih0
Gembira0
Tal peduli0
Marah0
Masa bodoh0
Geli0
Artikel Sebelumnya ‘Audio Sosial’, Layanan Berbasis Audio Dari Facebook
Artikel Selanjutnya Piala Menpora 2021 | Persib Melaju ke Partai Puncak

APA YANG BARU?

Ada Perbaikan Pipa Air di Nongsa, Beberapa Wilayah Alami Gangguan Suplai Air
Artikel 49 menit lalu 38 disimak
Pulau Jemaja
Wilayah 1 hari lalu 202 disimak
Penyengat Heritage Fest 2025 ; Merajut Warisan Budaya dan Alam
Budaya 2 hari lalu 279 disimak
Pemko Tanjungpinang Jajaki Kerja Sama dengan Lion Air untuk Rute Internasional Via RHF
Artikel 2 hari lalu 274 disimak
Waspada Cuaca Ekstrem di Kepulauan Riau
Artikel 2 hari lalu 307 disimak

POPULER PEKAN INI

Polisi Amankan Pengemudi Kijang Usai Tabrak Motor di Tanjungpinang
Artikel 4 hari lalu 541 disimak
Tiga Ibu Rumah Tangga di Bintan Ditangkap Karena Penggelapan Mobil Rental
Artikel 4 hari lalu 487 disimak
Rapat Paripurna Perubahan APBD dan Perda Lingkungan Hidup di Batam
Artikel 4 hari lalu 470 disimak
Perubahan Penyelenggaraan Haji dan Umrah: Kini di Bawah Kementerian Haji dan Umrah
Artikel 4 hari lalu 450 disimak
(Rencana) Incinerator Sampah di Batam
Catatan Netizen 5 hari lalu 436 disimak
- Pariwara -
Ad imageAd image
about us

Kami berusaha menjadi CITIZEN yang netral dan objektif dalam menyampaikan pandangan serta pikiran tentang apapun di dunia ini.

  • Privacy Policy
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
Ikuti Kami
© Indonesia Multimedia GoWest 2025. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?