SELAMA 50 tahun terakhir, Batam telah berkembang sebagai daerah industri, perkapalan, perdagangan dan pariwisata secara progresif.
Hal tersebut dikemukakan oleh Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi saat menjadi narasumber dalam acara Business Gathering, yang mengusung tema “Updating Batam 50th Years BP Batam In Developing Batam”, secara hybrid, Rabu (16/3) kemarin.
“Tahun 2021, pertumbuhan ekonomi tertinggi di Kepri ditempati Batam, dengan 4,75 persen yang melampaui pertumbuhan ekonomi Kepri yang tumbuh 3,43 persen dan nasional di angka 3,69 persen,” kata Rudi.
Untuk menunjang pertumbuhan ekonomi di Batam, sektor industri memang masih menjadi penopang utama, selain sektor konstruksi dan perdagangan.
“Perkembangan industri turut membantu percepatan ekonomi di Batam. Saat ini, terdapat 26 kawasan industri. Dengan posisi strategis di Selat Malaka, dan 20 kilometer dari Singapura, membuat Batam punya kelebihan dibandingkan daerah lain di Indonesia,” ungkapnya.
Acara business gathering yang dihelat Kantor Perwakilan BP Batam di Jakarta ini bertujuan untuk mempromosikan potensi Batam sebagai tujuan investasi dan ekonomi di Asia Tenggara.
Narasumber selain Rudi dalam acara ini yakni, Sekretaris Kementerian Investasi/Sekretaris Utama BKPM, Ikman Lukman yang memaparkan mengenai Indonesia Investment Outlook 2022.
Kepala Pusat Perencanaan Program Strategis BP Batam, Fesly Abadi Paranoan yang memaparkan mengenai Forthcoming Project di Batam. Dan terakhir Kepala Kantor Perwakilan BP Batam di Jakarta, Purnomo Andiantono yang memaparkan perkembangan Batam saat ini.
Andiantono kemudian menyampaikan bahwa peranan Kantor Perwakilan BP Batam sebagai Duta BP Batam, sangat penting dalam memberikan informasi mengenai potensi Batam kepada stakeholders.
“Serta meningkatkan networking BP Batam dengan lembaga dan instansi terkait khususnya yang berada di Jakarta,” tuturnya (leo).