OPTIMISME terhadap pemulihan ekonomi Kepri akan terus berlanjut pada tahun depan, meski terdapat risiko perlambatan perekonomian global, sebagai dampak dari berlanjutnya perang Rusia–Ukraina dan kebijakan zero case Covid-19 di Tiongkok yang memicu gangguan rantai pasok global.
Selain menekan pertumbuhan ekonomi global, gangguan rantai pasok juga telah memicu kenaikan inflasi global yang direspon dengan kenaikan suku bunga kebijakan bank sentral di berbagai negara, sehingga berpotensi memperpanjang masa pemulihan ekonomi.
Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepri memiliki 8 rekomendasi untuk menjaga pertumbuhan ekonomi tetap kondusif di tahun 2023. Dengan strategi-strategi tersebut, maka pertumbuhan ekonomi Kepri diprediksi akan berada pada kisaran 3,9-4,7 persen (yoy). Adapun rekomendasi tersebut sebagai berikut :
- Pertama, menjaga konsumsi rumah tangga agar tetap tumbuh tinggi dengan
mengendalikan tingkat inflasi pada level yang rendah dan stabil serta terus mendorong penyaluran bansos dengan tepat waktu dan sasaran. Upaya mendorong konsumsi rumah tangga juga perlu didukung dengan memastikan tetap tingginya mobilitas masyarakat.
- Kedua, mengoptimalkan dampak ekonomi dari belanja pemerintah daerah, baik APBN maupun APBD dengan melakukan akselerasi sejak awal tahun khususnya untuk belanja modal dan infrastruktur yang selama ini banyakterkonsentrasi pada akhir tahun.
- Ketiga, meningkatkan daya saing investasi dengan terus melakukan inovasi yang dapat mendukung terciptanya iklim usaha yang semakin kondusif seperti inovasi terkait kemudahan perizinan usaha dan insentif yang dapat mendorong investasi, serta diperkuat dengan promosi investasi baik domestik maupun luar negeri.
- Keempat, mendorong program hilirisasi komoditas unggulan berbasis Sumber Daya Alam di Kepri, sekaligus untuk meningkatkan keterkaitan antar sektor ekonomi dan nilai tambah produk yang dihasilkan. Posisi strategis Provinsi Kepri yang berada di lintasan jalur perdagangan internasional perlu dioptimalkan sebagai keunggulan komparatif.
- Kelima, menurunkan tingkat pengangguran dengan memperkuat link and match antara lembaga pendidikan dengan dunia kerja. Dalam konteks tersebut, lembaga pendidikan memiliki peranan penting untuk menghasilkan alumni dengan kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja. Program pendidikan vokasi maupun keberadaan balai latihan kerja milik Pemerintah perlu terus diperkuat termasuk dengan menyediakan sarana prasarana pelatihan yang dibutuhkan. Selain itu semangat kewirausahaan di generasi muda juga perlu terus ditumbuhkembangkan.
- Keenam, meningkatkan kapasitas dan memperkuat kelembagaan petani, nelayan dan UMKM serta mendorong kemitraan dengan industri dan digitalisasi UMKM untuk memperluas akses pemasaran maupun pembiayaan. Selanjutnya upaya mengurangi ketimpangan antar daerah perlu didukung dengan penguatan konektivitas antar daerah untuk mengefisienkan biaya logistik antar daerah. Dengan demikian upaya untuk mengurangi disparitas pendapatan masyarakat,ketimpangan antar daerah dan mendorong pertumbuhan yang lebih inklusif dapat diwujudkan.
- Ketujuh, mengoptimalkan keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan status Free Trade Zone (FTZ) sebagai keunggulan komparatif Kepri untuk menarik investasi. Keberadaan KEK Batam Aero Technic sebagai pusat industri pemeliharaan pesawat perlu terus didorong agar dapat melayani pasar nasional maupun regional sehingga dapat berkontribusi dalam menambah penerimaan devisa. Demikian halnya dengan keberadaan KEK Nongsa Digital Park yang perlu terus diakselerasi agar dapat menjadi pusat pengembangan ekonomi digital yang terintegrasi di Indonesia.
- Kedelapan, memperkuat pemulihan sektor pariwisata melalui penguatan sinergi antar pelaku usaha pariwisata dan Pemerintah Daerah serta promosi pariwisata. Keberadaan Kepri yang berbatasan langsung dengan beberapa negara tetangga menjadi keunggulan tersendiri untuk mendatangkan wisatawan domestik dan luar negeri. Dalam rangka mendorong sektor pariwisata dan mempermudah transaksi pembayaran antar negara di kawasan ASEAN, Bank Indonesia telah menyepakati penggunaan sistem pembayaran berbasis QR lintas negara (cross border) dengan Bank of Thailand dan Bank Negara Malaysia, serta otoritas moneter Singapura yang saat ini dalam tahap pengembangan. Penguatan sektor pariwisata juga dapat dilakukan dengan mengoptimalkan potensi Kepri sebagai lokasi penyelenggaraan Meeting Incentive Conference and Exibition (MICE) (leo).