PELUNCURAN uang kertas baru tahun emisi 2022 menimbulkan pembahasan baru yang menjadi buah bibr warga Batam. Di satu sisi, Bank Indonesia (BI) memang tengah gencar-gencarnya mempopulerkan Quick Response Code Indonesian Standart (QRIS) sebagai alat bantu pembayaran non tunai, namun di sisi lain uang baru terus dicetak.
Keduanya memiliki dua kutub yang berlawanan. Lantas, apakah pertumbuhan keduanya saling menghambat satu sama yang lain. Menurut Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kepri, Adidoyo Prakoso, justru keduanya saling melengkapi.
“Penyebabnya karena dari sisi demografi dan geografi memang menyebabkan sistem digital seperti QRIS masih sulit menjangkau daerah seperti di pulau-pulau,” katanya, Senin (22/8).
Secara geografis, Indonesia khususnya Kepri memang terdiri dari ratusan pulau yang terpisah ratusan kilometer antara satu dengan yang lainnya. Jarak yang terpisah dengan lautan ini memang masih menjadi tantangan dalam mengembangkan infrastruktur digital yang bisa mendukung QRIS.
Selain itu, Kepri yang berbatasan langsung dengan dunia internasional juga membutuhkan simbol kedaulatan Indonesia yang bisa didapatkan dari alat pembayaran tunai seperti uang kertas. “Di pulau-pulau ini banyak yang masih belum dapat signal. Makanya, kami terus mencetak uang untuk mendukung kegiatan masyarakat di daerah-daerah seperti itu,” jelasnya.
Sementara itu, pengembangan Base Transceiver Station (BTS) di pulau-pulau terluar Kepri masih terus berlanjut.
Kepala Dinas Kominfo Provisni Kepri, Hasan menjelaskan berdasarkan hasil rapat terakhir dengan Dirjen PPI Kominfo, dari ke-35 titik BTS yang dibangun BAKTI Kominfo di daerah terluar Kepri, sebanyak 17 titik di Natuna telah selesai dengan jaringan 2G, yang kemudian telah ditingkatkan ke jaringan 4G.
“Sisanya sebanyak 12 titik di Anambas tinggal menunggu pembangunan fisik dimana infrastruktur seluruhnya telah ada di lokasi. 5 titik di Bintan, dan 1 di Karimun juga sedang berproses” paparnya.
Sedangkan 42 titik BTS yang dibangun Dirjen PPI Kominfo bersama provider swasta yang terbagi atas 11 titik BTS di Natuna, 28 titik di Lingga, dan masing-masing 1 titik di Karimun, Bintan, dan Batam juga saat ini sedang dalam proses pembangunan.
“Jadi secara keseluruhan pembangunan 77 titik BTS diawasi dan dievaluasi kita targetkan semua selesai di Desember 2022. Secara keseluruhan kita evaluasi tidak ada permasalahan. Hanya ada 2 titik yang kita lakukan relokasi karena tidak sesuai koordinat tapi saat ini sudah selesai,” terang Hasan (leo).