JUMLAH penduduk miskin di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada periode September 2022 berkurang 2.790 orang dibanding Maret 2022, yaitu dari 151.680 orang (6,24 persen) menjadi 148.890 orang (6,03 persen).
Demikian data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri dilansir dari Antara, Selasa (17/1/2023). Menurut Kepala BPS Kepri, Darwis Sitorus, penurunan jumlah penduduk miskin tersebut dipengaruhi beberapa hal, antara lain mulai adanya penyerapan tenaga kerja setelah pandemi Covid-19.
Kemudian, lanjut Darwis, pendapatan masyarakat semakin meningkat, sehingga meningkatkan kualitas kebutuhan konsumsi. “Selain itu, faktor adanya bantuan sosial pemerintah juga berdampak pada penurunan jumlah penduduk miskin di Kepri,” kata Darwis.
Dia menyebutkan, berdasarkan tempat tinggal, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan di Kepri pada Maret 2022 sebesar 5,68 persen, turun menjadi 5,46 persen pada September 2022.
Selain itu, kata dia, persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada Maret 2022 sebesar 10,68 persen juga turun menjadi 10,63 persen pada September 2022.
Darwis menjelaskan bahwa penduduk miskin merupakan penduduk dengan pengeluaran
per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.
Selama periode Maret 2022-September 2022, menurutnya, garis kemiskinan di Kepri naik sebesar 6,78 persen, yaitu dari Rp 684.070 per kapita per bulan pada Maret 2022, menjadi Rp 730.462 per kapita per bulan pada September 2022.
Sementara pada periode September 2021-September 2022, garis kemiskinan di Kepri naik sebesar 11,72 persen, yaitu dari Rp 653.853 per kapita per bulan pada September 2021, menjadi Rp 730.462 per kapita per bulan pada September 2022.
Ia menyampaikan komponen garis kemiskinan terdiri atas garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskinan bukan makanan (GKBM).
Dari catatan BPS, peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan di Kepri jauh lebih besar jika dibandingkan peranan komoditi bukan makanan, meliputi perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan.
“Besarnya sumbangan GKM terhadap garis kemiskinan pada September 2022 sebesar 67,25 persen, sedangkan sumbangan GKBM terhadap garis kemiskinan hanya sebesar 32,75 persen,” ucap Darwis.
(*/pir)