BANK Indonesia (BI) mencatat, modal asing kabur dari pasar keuangan domestik sebesar Rp 21,46 triliun dalam sepekan. Ini terjadi di tengah berlanjutnya perang Rusia dan Ukraina.
Berdasarkan data transaksi pada 7-9 Maret terdapat nonresiden jual neto di pasar Surat Berharga Negara (SBN) Rp 10,87 triliun. Selain itu, jual neto di pasar saham Rp 10,6 triliun.
“Berdasarkan data transaksi 7-9 Maret 2022, non residen di pasar keuangan domestik jual neto Rp21,46 triliun terdiri dari jual neto di pasar SBN sebesar Rp10,87 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp10,60 triliun,” tulis Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dalam keterangan resmi, Jumat (11/3).
Tingkat premi risiko Credit Default Swaps (CDS) Indonesia 5 tahun turun ke level 114,91 bps pada 4 Maret 2022. Nilai mata uang rupiah ditutup pada posisi Rp 14.275 per dolar AS.
Sementara itu, imbal hasil (yield) SBN 10 Tahun turun 6,72 persen. Namun, yield US Treasury justru naik ke level 1,98 persen. Untuk Index Dolar (DXY) ditutup menguat ke level 98,51.
BI mengaku akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah pusat dan otoritas terkait untuk melakukan monitoring secara cermat terkait dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap ekonomi Tanah Air dari waktu ke waktu.
Selain itu, bank sentral turut mengambil langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan.
(*)
sumber: CNNIndonesia.com