BANK Indonesia (BI) mencatat arus modal asing keluar (capital outflow) dari pasar keuangan domestik di Indonesia mencapai Rp 4,27 triliun
selama sepekan terakhir atau dalam periode 31 Januari-3 Februari 2022.
Hal ini diungkapkan Direktur Eksekutif sekaligus Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono. Dia menyebutkan, aliran modal asing yang keluar itu berasal dari jual neto (net buy) di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sekitar Rp 3,59 dan beli neto di pasar saham sebesar Rp 0,11 triliun.
“Berdasarkan data setelmen sampai dengan 3 Februari 2022, nonresiden net jual Rp 0,11 triliun di pasar SBN, sementara net beli Rp 5,69 triliun di pasar saham,” ujar Erwin dalam keterangan resmi, dikutip pada Jumat (4/2).
Hal ini membuat tingkat premi risiko Credit Default Swaps (CDS) Indonesia lima tahun turun dari 90,34 basis poin (bps) per 28 Januari 2022 menjadi 87,63 bps per 3 Februari 2022.
Sementara, tingkat imbal hasil (yield) SBN bertenor 10 tahun stabil pada level 6,43 persen. Sementara kenaikan terjadi pada yield surat utang AS US Treasury 10 tahun ke level 1,831 persen.
“BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu,” terang Erwin.
Lebih lanjut, BI dan pemerintah juga akan memperkuat langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, termasuk menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.
(*)
sumber: CNNindonesia.com