CONSTANTINO D’Amato adalah salah satu orang paling berjasa dalam hidup Mike Tyson.
Tanpa Constantino D’Amato, Mike Tyson mungkin tak akan menjadi salah satu petinju kelas berat yang fenomenal di dunia.
Tanpa pria yang kemudian dikenal dengan nama populer Cus D’Amato itu, Tyson mungkin tak akan menjadi juara tinju kelas berat WBC dalam usia muda, 20 tahun dan empat bulan. Tanpa Cus D’Amato, Tyson mungkin tak akan menjadi juara tinju kelas berat termuda yang pernah ada.
Ya, tanpa pria keturunan Italia yang lahir di Bronx, New York pada 1908 itu, Tyson bisa saja berakhir sebagai seorang bodyguard di klab malam.
Wajar saja, sejarah kehidupan remaja Tyson dipenuhi kenakalan remaja khas bronx–yang dikenal sebagai salah satu wilayah gangster di New York.

Semua itu terjadi setelah ibunda Tyson meninggal. D’Amato yang membuka sasana di dekat sekolah Tyson menemukan bakat liar dari pria yang lahir hari ini pada 1966 tersebut.
D’Amato lantas melatih dan kelak mengadopsi Tyson sebagai anak angkat. Tyson dibawa D’Amato pada 1980 untuk berlatih di sasana tinju yang ia bangun di Catskill, New York pasca Jose Torres menggantung sarung tinju.
Tahun berikutnya, D’Amato pun mengadopsi Tyson.
Itulah yang membuat hubungan Tyson dan D’Amato bukan sekedar hubungan seorang pelatih dan petinjunya.
Pada 4 November 1985 D’Amato meninggal akibat Pneumonia. Ironisnya, setelah sang pelatih yang juga orang tua angkatnya meninggal, Tyson malah menjadi juara dunia kelas berat termuda. Ia berhasil mematahkan rekor yang semula dipegang Floyd Patterson.
Berbagai sumber