PENGEMBANG properti di Batam memprediksi bahwa pasar properti tahun ini akan bergerak moncer. Prediksi tersebut bukan tanpa dasar, karena pengembang melihat bahwa perbankan mulai mengendorkan ikat pinggangnya dalam memberikan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Selain itu, diskon Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 50 persen hingga September 2022, menegaskan keberpihakan pemerintah kepada pengembang, agar industri properti kembali pulih, setelah sempat limbung dihantam pandemi.
“Di luar Batam, dapat diskon PPN, ini tegaskan kembali keberpihakan pemerintah untuk bangkitnya industri properti. Itu pengaruh bagi Batam yang ditangguhkan PPN-nya, karena meningkatkan keyakinan bahwa kondisi sudah membaik, dan juga didukung penuh oleh pemerintah,” kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) Batam, Achyar Arfan, Jumat (11/3).
Dorongan pemerintah lewat diskon PPN, mampu meyakinkan perbankan, agar tidak ragu-ragu memberi KPR. Kemudian ditambah lagi, relaksasi suku bunga, yang Achyar menyebutnya terendah sepanjang sejarah, berkisar antara 6 hingga 7 persen.
“Karena PPN, maka kewajiban pembeli bayar pajak jadi berkurang. Ini terbukti dengan banyaknya transaksi nasional yang terjadi,” jelasnya.
Peluang tersebut semakin bertambah, karena harga rumah-rumah baik di Batam, maupun nasional tidak mengalami kenaikan harga secara signifikan.
“Sebagai contoh, saat pagelaran REI Expo bulan lalu, tercatat transaksi properti senilai Rp 73 miliar selama seminggu. Itu khusus untuk rumah menengah ke atas, karena rumah subsidi tidak ada yang ikut pengembangnya,” tuturnya.
Ini menjadi sinyal positif, bahwa ketika rumah menengah ke atas sudah diminati, maka pasar properti diyakini akan cepat pulih. “Mereka yang beli rumah menengah ke atas ini, ada yang untuk membelikan orang tua, ada yang naik kelas. Ada juga yang investasi. Tentu saat ini, merupakan hal yang tepat, karena selain harga rendah juga banyak promo,” jelasnya.
Sementara itu, Deputi CEO Orchard Park Agung Podomoro Land (APL), Tedi Guswana mengatakan ia sangat optimis bahwa pasar properti untuk tahun ini akan stabil, dan bahkan cenderung mengalami kenaikan.
“Kami sangat optimis, karena setiap tahun kami selalu meluncurkan projek baru, bukan produk baru. Di Jakarta tahun depan, Bandung juga satu projek lagi. Jumlahnya dua kali lipat dari projek yang ada saat ini,” tegasnya.
Tren penjualan APL memang terus membaik, sebagai bukti bahwa target realisasi sebesar Rp 2,1 triliun yang dicanangkan di 2021, APL mampu meraih surplus dengan realisasi pendapatan sebesar Rp 2,7 triliun.
“Ini diluar ekspektasi kita,” imbuhnya.
Tedi juga mengatakan bahwa pasar properti di Batam masih bagus. Permintaan untuk apartemen menengah ke atas juga meningkat. “Ini juga pengaruh dari diskon PPN, terutama projek kami di Medan dan Bandung. Pengaruhnya sangat signifikan, khususnya untuk rumah yang tahap proses serah terima, karena kami bisa melebihi target yang ditentukan,” tuturnya (leo).