MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Uno hadir di acara “Ngobrol Asik tentang Kesiapan Destinasi & Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Pasca Pandemi Covid-19 Bareng Mas Menteri”.
Acara yang digelar di Kafe Labers, Batam Centre, Kamis (31/3/2022) kemarin itu, diikuti para pelaku wisata Batam secara langsung maupun melalui online via fasilitas zoom meeting sehingga diskusi tersebut bisa diakses dari lokasi manapun.
Dalam diskusi hangat pada Kamis (31/3/2022) pagi kemarin itu, para pelaku wisata dan ekonomi kreatif di Batam dan Kepri juga meminta agar kebijakan visa on arrival (VOA) di Batam disamaratakan dengan VOA yang berlaku di Bali.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Batam, Muhammad Mansur, misalnya. Ia mengatakan pemberlakuan tes PCR, saat masuk ke Indonesia, tentu akan menyulitkan wisatawan mancanegara (wisman).
Dalam regulasinya, untuk masuk ke Indonesia harus melakukan tes PCR sebelum keberangkatan di Singapura, dan setelah tiba di Indonesia, disusul dengan karantina satu hari.
Untuk saat ini, tes PCR di Indonesia sudah murah, sekitar Rp 200 ribuan. Namun untuk di Singapura, sekali tes PCR maka harus mengeluarkan biaya sebanyak 115 SGD. Biayanya jauh lebih mahal daripada ongkos naik kapal ke Batam.
Sementara itu, Direktur Batam Tourism Board (BTB), Eddy Sutrisno mengatakan pemberlakuan VOA di Batam, hanya berlaku untuk permanent resident dari Singapura. Warga dari negala selain Singapura harus menjadi permanen resident Singapura, baru bisa masuk ke Batam.
Di Batam, VOA berlaku untuk 25 negara. Sedangkan di Bali berlaku untuk 42 negara. Tapi berbeda dengan Batam, pelancong luar negeri bisa langsung terbang ke Bali untuk berwisata. Eddy berharap agar penerapan VOA di Bali bisa dilakukan juga di Batam.
Dalam diskusi yang juga melibatkan para pelaku wisata secara online tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno mengatakan akan memperjuangkan pembebasan PCR di ranah pemerintah pusat. “Kita terus memperjuangkan itu,” imbuhnya.
Segala masukan dari para pelaku wisata di Kepri, akan segera ditampung. Menurut Sandi, Kepri, khususnya Batam ini memiliki aksesibilitas yang mumpuni, lapangan golf yang tiada duanya dan sejumlah destinasi wisata kelas internasional.
Sehingga tentu saja, memberikan insentif dan mendukung pariwisata di Kepri akan memudahkan pekerjaan pemerintah pusat, dalam meningkatkan kunjungan wisman ke Indonesia.
Ia berharap lebih banyak iven wisata bisa digelar di Kepri, khususnya Batam. Selama ini, Kemenparekrat telah meningkatkan kontribusinya bagi penciptaan iven wisata di Indonesia hingga 30 persen.
Padahal sebelumnya, Kemenparekrat hanya berkontribusi 10 persen.
“Kemarin, Kenduri Seni Melayu masuk Kharisma Event Nusantara. Mari ciptakan iven wisata, untuk menarik minat wisman,” ungkapnya.
(*)