AKSI penolakan relokasi yang dilakukan ratusan warga pulau Rempang, Jumat (6/10/2023), didominasi kaum ibu-ibu. Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia mendapat sambutan kurang menyenangkan saat mengunjungi Tanjung Banun, Pulau Rempang.
Kalangan ibu-ibu berunjuk rasa membentangkan berbagai macam spanduk, yang menyatakan penolakan relokasi.
Bahlil sempat mendatangi ibu-ibu tersebut, tapi ia pun tidak bisa berbicara saking kerasnya teriakan pengunjuk rasa.
“Kami menolak langsung (direlokasi) pak. Tanah kami tanah ulayat. Lihat aspirasi kami. Bapak selaku Menteri, tolonglah kami, kabulkan doa kami, ” ujar salah seorang ibu-ibu, Hasniah saat berunjuk rasa di depan Bahlil di depan Masjid Al-Ikhlas, Tanjung Banun.
![](https://gowest.id/wp-content/uploads/2023/10/InShot_20231006_203952367-1024x579.jpg)
Bahlil yang berdiri di antara kerumunan massa langsung meminta warga mengumpulkan poster berisikan aspirasi warga tersebut.
“Oke-oke. Mana aspirasinya, sini kumpulkan, ” katanya.
Suasana unjuk rasa tersebut berlangsung kurang kondusif. Karena situasi tersebut, memaksa Bahlil ke lokasi sosialisasi berikutnya di Pasir Panjang.
Rombongan Bahlil di Pasir Panjang Diikuti Warga
Sebelum ke Pasir Panjang, di dalam masjid di Tanjung Banun, Bahlil sempat berdialog dengan warga. Ia menyatakan 70 persen Warga Pasir Panjang sudah menyatakan diri bersedia direlokasi. Selain itu, ia berjanji akan mengganti uang untuk ganti lahan 1 hektar sebesar Rp 30 juta.
“Sedangkan untuk kebun yang sudah banyak tanamannya, maka nanti akan kita bahas lagi, ” ungkapnya.
Sebagai informasi, Tanjung Banun merupakan lokasi relokasi permanen bagi warga dari 5 kampung di Sembulang, yang berada di bagian timur Pulau Rempang, yakni Pasir Panjang, Sembulang Tanjung, Sembulang Hulu, Pasir Merah dan Blongkeng.
Dari Tanjung Banun yang dipadati ratusan warga, rombongan menteri Bahlil coba mengarah ke kampung tua lain, yakni Pasir Panjang. Di lokasi kampung itu, rencananya rombongan menteri Bahlil akan melakukan dialog dengan warga setempat dan menggelar konferensi pers.
Namun urung dilakukan karena gelombang penolakan warga tetap besar. Selain dari warga di Pasir Panjang, kumpulan warga yang sebelumnya melakukan aksi di Tanjung Banun, juga mengikuti rombongan hingga ke Pasir Panjang.
Sebelum ke Tanjung Banun dan Pasir Panjang, rombongan menteri Bahlil juga sempat mengunjungi SMPN 22 Rempang.
Kedatangan rombongan ke sana untuk menyerahkan bantuan pendidikan berupa 15 unit laptop untuk SMPN 22, dan uang sebesar Rp 50 juta untuk kebutuhan baju sekolah di SDN 24 Tanjung Kertang, Rempang.
(leo)