ASOSIASI Pariwisata dan 20 Duta Cleanliness, Health, Safety dan Environmental Sustainability (CHSE) Batam melakukan kegiatan gotong royong bersama membersihkan pantai yang terpapar limbah minyak hitam (sludge oil) bertempat di Pantai Nuvasa Bay, Nongsa pada Sabtu (9/1).
Sebagaimana yang diketahui, limbah tersebut sudah mencemari dua pantai di Kota Batam yakni Pantai Nongsa dan Nuvasa Bay, sejak Senin (4/1/2021).
Kegiatan gotong royong dimulai dari pagi, para asosiasi pariwisata dan Duta CHSE mengumpulkan sampah bekas tumpahan minyak di bibir Pantai Nuvasa Bay.
Salah seorang perwakilan Duta CHSE Batam, Ade mengatakan, ia dan rekan-rekanya berkomitmen untuk terus berkontribusi menjaga kelestarian lingkungan destinasi wisata di Kota Batam. Salah satunya mengikuti kegiatan gotong royong di pantai Nuvasa Bay.
“Selain mengajak melaksanakan penerapan protokol kesehatan, kegiatan menjaga lingkungan juga salah satu tanggung jawab kami sebagai Duta CHSE sehingga wisatawan nyaman menikmati pantai yang bersih,” katanya.
Kegiatan gotong royong tersebut merupakan inisiasi dari Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Ardiwinata. Ia mengaku prihatin atas kejadian tumpahan limbah minyak hitam tersebut.
“Pemerintah bersama Duta CHSE dan asosiasi pariwisata melaksanakan gotong royong membersihkan pantai yang terdampak dari tumpahan limbah minyak hitam,” ucapnya.
Kegiatan ini sebagai bentuk tanggung jawab menjaga keindahan destinasi wisata Kota Batam. Ardi mengajak masyarakat terus menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan tempat wisata.
“Ayo bersama- sama kita menjaga kebersihan, keindahan, dan kelestarian pantai kita, pantai kita sangat indah sehingga kita semua nyaman saat berakhir pekan di pantai,” pintanya.
Batam Golf Dept Head Nuvasa Bay, Dini M Surdja mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kota (Pemko) Batam bersama stakeholder keterlibatan dalam kegiatan gotong royong membersihkan Pantai Nuvasa usai kejadian tumpahan limbah minyak hitam.
“Kami bersyukur terima kasih teman-teman sudah membantu membersihkan Pantai Nuvasa,” katanya.
Ia menceritakan awal mula kasus tersebut berlangsung sejak awal tahun 2021.
“Tanggal 1 Januari badai angin, lalu tanggal 2 Januari tercium bau oli, ditambah dengan rumput laut penuh disini (di bibir pantai) lalu kami koordinasi dengan DLH (Dinas Lingkungan Hidup) dan mereka langsung memantau,” katanya.
Informasi yang didapatnya, limbah tersebut jenis limbah B3 merupakan limbah berbahaya. Sehingga sepatutnya segera diberbersihkan.
“Dengan kondisi seperti ini (Pantai Nuvasa) tutup dulu sampai kondisinya bersih,” terangnya.
Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, bersama Wakil Ketua I Tim Penggerak PKK Kota Batam, Erlita Sari Amsakar turun membersihkan limbah minyak hitam (sludge oil) di kawasan pantai di sekitar Nongsa.
Amsakar mengapresiasi keterlibatan asosiasi pariwisata sebagai upaya menjaga kebersihan lingkungan.
“Terima kasih untuk semua yang terlibat dalam kegiatan ini, termasuk asosiasi-asosiasi di sektor pariwisata,” ujar Amsakar.
Amsakar menyebut, gotong royong yang sudah disepakati sejak tiga hari lalu itu, merupakan upaya pemerintah menangani ancaman bencana di saat musim cuaca ekstrem seperti sekarang ini.
Untuk kasus limbah minyak hitam atau sludge oil yang kerap mencemari destinasi wisata pantai di wilayah Nongsa, Amsakar akan membentuk petugas khusus yang akan melibatkan pihak terkait mengecek kandungan yang ada dalam limbah tersebut.
“Karena ini (limbah minyak) sudah berlangsung lama, setiap musim utara datang, pasti terjadi,” ujarnya.
Ia mengaku, ke depan harus ada Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam menangani limbah minyak hitam tersebut. Ia pun langsung menginstruksikan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk menyusun SOP tersebut.
“Para pelaku pariwisata sangat peduli dalam kebersihan destinasi wisata, alhamdulillah kita semua punya rasa memiliki terhadap Batam. Dengan kebersamaan ini, semua pekerjaan berat menjadi ringan,” katanya. (*)