PT Kinema Systrans Multimedia, induk dari Infinite Studio di Kecamatan Nongsa, Batam tengah berupaya memenangi tender proyek pembuatan film dari salahsatu perusahaan film asing. Saat ini Batam melalui Infinite Studio tengah bersaing dengan Singapura dan Johor, Malaysia untuk proyek yang akan dikerjakan pada bulan Mei 2020 mendatang ini.
Direktur LPK Infinite Studio, Nara Dewa menuturkan, untuk mewujudkan proyek dengan durasi produksi selama sekitar 12 minggu ini, pihaknya membutuhkan bantuan dari pemerintah daerah dan stakeholder terkait. Utamanya dukungan menghadirkan kemudahan perizinan untuk lokasi syuting dan menekan biaya untuk mengurus perizinan di lokasi-lokasi tersebut.
Nara juga mengharapkan dukungan dalam bentuk pembebasan pembuatan Kartu Izin Tinggal Terbatas (Kitas) terhadap 14 kru asing untuk pembuatan film ini. Untuk Kitas sendiri, setiap WNA dikenai biaya sebesar USD 1.200 selama setahun atau USD 100 setiap bulannya.
“Di komisi film daerah di Bandung (Bandung Film Council) mereka bisa membebaskan Kitas untuk kru dari luar negeri. Dari Bekraf juga mendorong agar daerah mendukung dijadikannya tempat pembuatan film, tapi di kita belum. Perijinan juga merepotkan, mulai dari lokasi Polsek, Polres, Polda, ada juga biaya preman lokal,” kata Nara.
Di negara lain, kata Nara lagi, bisa memberikan insentif, dalam bentuk pengembalian biaya produksi sebesar 15 sampai 20 persen oleh pemerintah. Kondisi ini membuat Infinite Studi beberapa kali kehilangan kesempatan menang ketika bertarung dengan negara tetangga. Padahal infrastruktur yang ada di PT Kinema Systrans Multimedia sudah cukup mumpuni.
Pada prosesnya, jika nantinya Batam berhasil menjadi pemenang dalam tender film dengan judul Westerling Time ini, akan ada investasi jutaan USD dari total biaya produksi untuk dibelanjakan di Batam. Keuntungan lainnya adalah serapan tenaga kerja figuran, teknisi, dan penyewaan kostum. Okupansi hotel di Batam juga akan terbantu dengan kehadiran kru dan bintang film ini.
Untuk itu, Nara berharap mendapat dukungan maksimal sehingga bisa memanfaatkan peluang yang ada di tengah kegaduhan global akibat COVID-19. “Dukungan moril dari pemerintah juga sangat dibutuhkan, ini untuk membantu perekonomian Batam juga,” kata Nara lagi.
Menanggapi peluang tersebut, Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam yang juga Walikota Batam, Muhammad Rudi mengapresiasi upaya yang dilakukan Infinite Studio. Ia mengaku akan mendukung penuh dengan mempermudah segala perizinan yang ada di BP dan Pemerintah Kota (Pemko) Batam. Rudi juga mengaku akan menjembatani Nara dengan Kementerian Ketenagakerjaan perihal Kitas yang juga dikeluhkan.
Terkait dengan perizinan keamanan di kepolisian sendiri, juga telah selesai, dimana sudah ada arahan langsung untuk berkoordinasi dengan Polres terkait teknis pengamanan ketika melakukan Syuting. Sementara untuk perizinan dengan pihak swasta, Rudi mengaku tidak bisa memberi jaminan, karena hal itu harus dibicarakan terlebih dahulu, karena menyangkut aspek bisnis jika itu berada di kawasan Nagoya, Batam.
*(bob/GoWestId)