SRI LANKA membatalkan ujian jutaan siswa karena kehabisan kertas. Pejabat setempat mengatakan kehabisan kertas lantaran Ibu Kota Sri Lanka, Kolombo kekurangan dolar untuk membiayai impor.
Otoritas pendidikan mengatakan, ujian semester yang dijadwalkan pada Senin (21/3/2022) ditunda tanpa batas waktu karena kekurangan kertas. Sri Lanka menghadapi krisis keuangan terburuk sejak kemerdekaan pada 1948.
“Kepala sekolah tidak dapat mengadakan tes karena pencetak tidak dapat mengamankan devisa untuk mengimpor kertas dan tinta yang diperlukan,” kata Departemen Pendidikan, dilansir Alarabiya, Sabtu (19/3/2022).
Sri Lanka mengalami krisis ekonomi yang disebabkan oleh kekurangan cadangan devisa untuk membiayai impor barang penting. Hal ini telah membuat Sri Lanka kehabisan makanan, bahan bakar, dan obat-obatan.
Pekan ini, Sri Lanka akan mencari dana talangan dari Dana Moneter Internasional (IMF) untuk menyelesaikan krisis utang luar negeri yang memburuk dan menopang cadangan eksternal.
Dana Moneter Internasional pada Jumat (18/3) sedang mempertimbangkan permintaan Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa, untuk membahas bailout.
Tahun ini, Sri Lanka harus melunasi utang sekitar 6,9 miliar dolar AS. Tetapi cadangan mata uang asing Sri Lanka pada akhir Februari mencapai sekitar 2,3 miliar dolar AS.
Antrean panjang terjadib di seluruh negeri untuk bahan makanan dan baham bakar. Pemerintah melakukan pemadaman listrik bergilir serta 5 penjatahan susu bubuk, gula, lentil, dan beras.
Awal tahun ini, Sri Lanka meminta Cina, yang merupakan salah satu kreditur utamanya, untuk membantu menunda pembayaran utang. Tetapi hingga kini belum ada tanggapan resmi dari Beijing.
(*)
Sumber: Republika.co.id