KEPALA Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam, Gustian Riau, mengatakan guna mengendalikan harga cabai, Pemerintah Kota (Pemko) Batam akan memperluas kerja sama antardaerah (KAD).
Menurut Gustian KAD ini akan dilakukan dengan daerah-daerah penghasil cabai seperti dengan Pemerintan Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
“Ada satu lagi dari Medan, di salah satu daerah di Medan memang hasilnya baik. Ini kami sudah lakukan kerja sama dengan mereka, tinggal nanti ditindaklanjuti lagi sebelum memasuki bulan Ramadan. Inilah upaya kami untuk menjaga harga pangan bagi masyarakat,” ujarnya, dikutip dari Antara, Kamis (9/3/2023).
Ia menyampaikan cabai merupakan komoditas prioritas yang ditangani Disperindag agar kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi. “Jadi ini adalah dalam rangka menurunkan harga cabai. Cabai jadi prioritas kami, sehingga kami harus ambil langkah cepat,” terangnya.
Gustian menjelaskan seluruh distributor cabai akan langsung menyuplai komoditas itu ke pasar tradisional, tanpa mekanisme pasar induk.
“Jadi tidak ada lagi biaya transportasi dari pasar induk ke pasar lainnya. Jadi semua distributor langsung suplai ke pasar itu. Saya yakin harga akan stabil,” tuturnya.
Harga cabai rawit di Batam naik dari dari Rp 70 ribu per kilogram menjadi Rp 75 ribu atau 7 persen menjelang Ramadan.
Pedagang sembako di Pasar Mega Legenda Kota Batam, Riri, mengatakan harga cabai rawit merah Rp 75 ribu per kg, naik Rp 5 ribu dari harga sebelumnya yang disebabkan musim hujan sehingga pasokan berkurang.
“Cabai rawit merah ini dari Aceh Takengon. Dikirim pakai pesawat dari Kualanamu langsung ke Hang Nadim. Kalau pakai kapal bisa dijual Rp 60 ribu per kg, hanya saja kualitas cabainya berkurang,” kata Riri.
(*/pir)