PENGURUS Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kepulauan Riau membantah adanya isu kurang perhatianya KONI Kepri terhadap atlet-atlet yang berprestasi asal Kepulauan Riau.
Ketua Umum KONI Kepri, Usep RS, melalui Wakil Sekretaris Umum, Amri, menegaskan hal itu, sekaligus membantah curhatan salah seorang atlet asal Kab. Bintan, Kepri berstatus provinsi lain yakni Papua, pada salah satu media online lokal, kemarin.
“Tidak ada atlet Provinsi Kepulauan Riau yang tak diperhatikan. Seluruh atlet lolos babak kualifikasi PON sedang dipersiapkan mengikuti Pekan Olahraga Nasional XXI Aceh – Sumatera Utara 2024, September mendatang” tegas Amri, Senin (27/05/24).
“Tidak benar itu. Salah besar apa yang disampaikan atlet tersebut,” tambahnya.
Menurut Amri, atlet Menembak asal Kabupaten Bintan itu, saat ini berstatus atlet Provinsi Papua dan memperkuat Papua mengikuti PON XXI Aceh – Sumut 2024. Bahkan telah tercatat memperkuat Papua sejak PON XX Papua tahun 2021 lalu.
“Begitupun saat yang bersangkutan mengikuti SEA Games memperkuat Merah Putih dan berprestasi, itu juga membawa nama Papua,” jelas Amri.
Tidak hanya atlet Menembak itu, masih ada beberapa atlet cabang olahraga lainnya asal daerah ini yang berkiprah di luar Kepri dan berhasil bahkan berprestasi.
“Itu adalah pilihan masing-masing mereka. Selagi untuk pengembangan diri, kemajuan dan karier serta prestasi mereka, kita tidak dapat menghalangi. Justru kita support, kalau memang yang dikejar jauh lebih baik untuk masa depan mereka. Terkadang mereka pindah dan membela provinsi lain karena faktor mendapatkan pekerjaan, menjalani pendidikan, berkeluarga hingga pindah domisili. Dan itu sah-sah saja,” papar Amri.
Tak ada yang tak bisa, semua terpulang kepada atlet bersangkutan. Jika memang ingin kembali ke Kepri dan membela daerah kelahiran, silakan dan akan lebih baik. Tapi semua melalui mekanisme dan prosedur. Atlet harus mengundurkan diri dari provinsi asal yang dibelanya, paling lambat dua tahun sebelum PON.
“Dan ini yang perlu dipertegas kepada atlet bersangkutan, apakah ada keinginannya untuk membela Kepri. Kalau ada, jalani prosedur demikian. Sekembali dari PON Aceh-Sumut, ajukan pengunduran diri dari Papua. Dan hubungi Pengprov Perbakin Kepri selaku pengurus yang menaungi dan melakukan pembinaan. Kami yakinkan bisa. Tapi kenapa tidak dilakukan sebelum ini, dan masih memperkuat Papua di dua kali PON, itu perlu ditanyakan lagi ke atlet tersebut,” tambahnya.
Dijelaskan Amri lagi, jika sekembali atlet memperkuat Kontingen Merah Putih ke SEA Games, berstatus bebas dan tidak ada membela provinsi manapun, justru rugi bagi Kepri bila tidak memanggilnya pulang.
Tapi ini kan tidak, secara pribadi atlet bersangkutan masih dapat mengembangkan diri, meraih prestasi sekalipun membawa nama Provinsi Papua.
“Jadi, kami dari KONI minta jangan munculkan hal ini sebagai polemik. Tidak ada atlet yang tidak diperhatikan. Yang ada itu, maukah atlet bersangkutan kembali ke daerah dan memperkuat provinsi ini untuk ke PON. Tapi kan saat ini dia berstatus atlet Papua dan masih turun di PON. Kalau betul-betul ada niatan untuk membela provinsi ini kedepan, sekembali dari PON Aceh – Sumut, sudah harus mundur dari Papua. Kita tunggu saja,” pungkas Amri. (*)