MENTERI Investasi, Bahlil Lahadalia kembali berkunjung ke Pulau Rempang, Jumat (6/10/2023). Kunjungan kedua ini juga bertujuan sosialisasi mengenai relokasi dan meninjau langsung lokasi relokasi permanen di Tanjung Banun di sebelah selatan Pulau Rempang.
Namun sambutan yang diterima oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) itu, tampaknya tidak menyenangkan. Penolakan relokasi yang terus meluas, disuarakan kalangan ibu-ibu tempatan.
Setelah tiba di di Rempang usai Sholat Jumat (6/10/2023) kemarin, Bahlil menyempatkan diri berkunjung ke SMP 22 Rempang, yang berlokasi di dekat Jembatan IV Barelang. Kunjungan tersebut untuk mengobati hati para pelajar, yang sebagian besar merupakan korban dari kerusuhan antara Warga Rempang dan aparat, 7 September 2023 lalu.
Kedatangannya di sana untuk menyerahkan bantuan pendidikan berupa 15 unit laptop untuk SMPN 22, dan uang sebesar Rp 50 juta untuk kebutuhan baju sekolah di SDN 24 Tanjung Kertang, Rempang.
Bahlil menjelaskan bahwa pihaknya akan menjamin pendidikan sekolah pelajar di kedua sekolah tersebut.
Setelah itu, rombongan menteri Bahlil yang ditemani Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi dan Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad, melaju menuju Tanjung Banun.
Di kampung yang menjadi lokasi relokasi permanen tersebut, rombongan menteri disambut penolakan keras oleh warga yang enggan direlokasi. Warga dari 16 kampung tua di Rempang, ternyata sudah menunggu kehadiran rombongan.
Rombongan ibu-ibu yang telah lama menunggu kehadiran Bahlil, langsung membentangkan berbagai macam spanduk atau poster.
Rombongan menteri sempat kesulitan memasuki Masjid Al-Ikhlas yang menjadi lokasi pertemuan dengan warga di sana. Jalan yang sempit semakin membuat suasana lokasi penuh sesak.
Di dalam masjid, Bahlil menegaskan komitmen pemerintah untuk memenuhi janjinya terhadap warga Sembulang di Rempang, yang bersedia direlokasi ke Tanjung Banun.
Janji tersebut antara lain rumah ganti rugi senilai Rp 120 juta, sertifikat hak milik, lahan seluas 500 meter persegi, uang makan dan sewa, serta ganti rugi lahan dan tanaman bagi warga. Pada kesempatan tersebut, Kepala BP Batam, Muhammad Rudi juga membagi-bagikan uang tunai kepada warga yang berada di dalam masjid.
Setelah pertemuan di masjid usai, ia mencoba mengajak ibu-ibu pengunjuk rasa untuk berdiskusi.
Namun yang bisa ia temukan hanya teriakan serta tangisan yang menunjukkan secara tegas ungkapan hati warga, yang tidak bersedia direlokasi. Bahkan omongannya juga tidak terdengar.
Karena situasi yang semakin tidak kondusif, rombongan memutuskan berangkat ke lokasi sosialisasi berikutnya di Kampung Pasir Panjang. Rombongan menteri Bahlil terus diikuti oleh ibu-ibu pengunjuk rasa yang menaiki pick up.
Di Pasir Panjang, rombongan menteri tidak jadi berhenti karena banyaknya massa yang terus meneriakkan penolakan terhadap rencana relokasi yang akan dilakukan pemerintah terhadap mereka. Rombongan menteri kemudian memutuskan putar balik menuju Batam, untuk meninjau salah satu lokasi relokasi sementara, yakni Perumahan Bida 3 Sambau.
(Leo)