- Nama : Masjid Agung Batam
- Berdiri : Dibangun pada 1999 – selesai 2001
- Arsitek : Achmad Noerman
- Daya Tampung : 15 ribu jemaah
- Luas Lokasi : 75.000 m2
Masjid Agung Batam-dahulu bernama Masjid Raya Batam Center. Saat awal dibangun, Masjid ini memiliki kubah dengan bentuk unik yang berdesain limas segi empat atau seperti piramida. Masjid ini dilengkapi dengan menara setinggi 66 m. Selain menjadi tempat ibadah, masjid ini menjadi pesona daya tarik pariwisata.
Didirikan tepat di jantung kota pulau Batam di wilayah Batam Center, jelas memperlihatkan bahwa masjid ini memang sengaja dijadikan landmark kawasan tersebut.
Desain Awal
Secara keseluruhan, bangunan masjid dirancang dari penggabungan dua bentuk dasar, yakni bentuk balok bujur sangkar sebagai badan bangunan dan limas sama sisi yang teriris tiga bagian sebagai kepala bangunan. Bentuk limas ini memiliki persepsi vertikalisme menuju satu titik di atas, menyimbolkan hubungan manusia dan penciptanya. Adapun irisan tiga bagian adalah manifestasi perjalanan hidup manusia dalam tiga alam, yakni alam rahim, alam dunia, dan alam akhirat.

Memasuki area masjid, akan terlihat plaza shalat yang menjadi halaman utama masjid. Plaza ini digunakan sebagai perluasan ruang masjid pada momentum peribadahan yang menggunakan area luar ruang seperti shalat Idul Fitri dan Idul Adha. Selain itu, plaza ini juga menjadi elemen yang menyejukkan dengan adanya kolam air mancur yang dapat digunakan untuk berwudhu, bak-bak tanaman yang terbuat dari batu kali, lampu-lampu taman, serta beberapa pohon palem raja.
Lepas dari area plaza, ruang luas yang dibatasi oleh selasar akan menyapa. Ruang shalat utama ini terasa sangat lega karena tidak menggunakan tiang penyangga. Di ruangan ini tampak kekayaan nilai arsitektural yang tinggi dengan sentuhan estetika dan karya seni, mulai dari seni kaligrafi, lampu gantung, lampu hias, hingga beraneka ragam hias lainnya.
Seni kaligrafi dapat dilihat di bagian bawah kuncup atap yang terbuat dari tembaga. Kaligrafi di bagian itu bertuliskan Surat Al-Baqarah ayat 153, Al-A’raaf ayat 55, Thaahaa ayat 14, dan Al-An’am ayat 162. Seni khas Timur Tengah ini juga terdapat di bagian dinding mihrab di antara kolom. Di sana terpahat Surat An-Nisaa ayat 103 dan Al Mu’minuun ayat 2.
Pahatan seni kaligrafi ini juga dapat ditemukan di bagian interior sebelah utara dan selatan. Di bagian ini terdapat sapuan kaligrafi 99 sifat Allah yang dikenal sebagai Asma’ul Husna. Selain di tempat tersebut, Asma’ul Husna juga terdapat di bidang barat dalam bentuk kaligrafi kaca patri sebagai pengisi jendela segi delapan dan ornamen di atas mihrab.
Paduan seni estetika dan nilai fungsi juga diterapkan pada penggunaan lampu gantung hias yang terbuat dari tembaga. Lampu yang berjumlah empat unit ini terdiri dari 48 titik lampu pada setiap unitnya. Kesan kokoh namun indah terpancar dari lampu yang bentuknya mengacu pada bentuk esensi masjid tersebut.
Bentuk yang mengacu pada bentuk dasar masjid itu juga terlihat pada bagian mimbar yang terbuat dari kayu dengan ornamen tembaga. Mimbar ini memiliki tiga buah undakan dengan bentuk kerucut terbalik.
Pesona Masjid Agung Batam Center ini akan lebih terlihat pada malam hari, ketika bias sinar lampu dari dalam masjid menerobos bagian terbuka dari undakan-undakan yang membentuk bagian kepala masjid. Sebuah pemandangan menakjubkan, berpadu indah dengan tulisan raksasa “Welcome to Batam”.
Pemugaran
Bangunan Masjid Agung Batam Center direvitalisasi Pemko Batam sejak tahun 2022. Proyek dikerjakan oleh PT Adhi Karya selaku pemenang tender. Proyek revitalisasi ini benar-benar mengubah wajah masjid ikonik di Kota Batam yang dikenal selama ini.

Secara tahapan, proses revitalisasi akan dimulai dari pengerjaan halaman masjid dan pembangunan basement 2 lantai dan dilanjutkan dengan menambah bangunan masjid.

Anggaran revitalisasi masjid mencapai Rp 210 miliar, dengan proses penganggaran secara multiyears atau bertahap dengan perkiraaan pembangunan tiga tahun.
Pada tahap pertama, proses revitalisasi menggunakan anggaran sebesar Rp 63 miliar, tahun kedua sebesar Rp 94 miliar dan pada tahun ketiga sebesar Rp 53 miliar. Pada akhir tahun 2023, proses revitalisasi diperkirakan selesai.

Revitalisasi Masjid Agung Batam Center juga mencakup bagian atap masjid. Di mana semua ornamen atap akan diganti semua. Selanjutnya koridor yang saat ini rusak dan pecah-pecah akan diganti dengan koridor yang lebih besar.
Selama pengerjaan revitalisasi, Pemko Batam juga menyiapkan masjid sementara untuk kegiatan ibadah umat Islam dan juga aktivitas pengurus masjid.
(sus)