MASJID Baiturrahman di Sekupang, Batam, merupakan salah satu masjid besar pertama yang dibangun di pulau Batam. Pembangunan Masjid Baiturrahman sudah direncanakan sejak 3 September 1983 oleh Badan Dakwah Islam (BDI) di bawah Otorita Batam (sekarang BKDI, pen). Pertimbangannya, pertumbuhan penduduk di wilayah Sekupang pada masa itu yang sudah semakin banyak.
Pembangunan Masjid ini dimulai pada tahun 1986 dan selesai secara penuh 2 tahun kemudian. Saat selesai dibangun oleh Badan Otorita Batam zaman Kabalak Brigjend Soedarsono, masjid ini menjadi masjid kedua terbesar di Batam setelah Masjid Raya Baitusysyakur di wilayah Bukit Senyum, Sei Jodoh. Bentuk dan ornamennya juga serupa. Fungsinya saat itu, hampir sama dengan masjid Agung Batam saat ini, sebagai masjid rata-nya kota Batam. Kegiatan dan peringatan hari besar Islam, sering digelar di sana saat itu.
Masjid Raya Baiturrahman menempati lahan seluas 3.000 meter persegi. Luas bangunannya mencapai 1.000 meter persegi. Saat ini, masjid Baiturrahman di Sekupang, Batam, mampu menampung hingga 2.000 jamaah.
Sejak awal berdiri hingga sekarang, Masjid Raya Baiturrahman tidak banyak mengalami perubahan. Bentuk bangunannya seperti rumah joglo. Badannya berbentuk balok bujur sangkar. Sementara atapnya berupa limas tiga lapis.
Atap tiga lapis ini memiliki makna simbolik. Atap paling atas melambangkan iman kepada Allah SWT. Atap lapisan kedua melambangkan hubungan manusia dengan manusia. Sementara atap lapis ketiga melambangkan hubungan manusia dengan alam.
Masjid bernuansa hijau ini dibangun berdasarkan gambar arsitektur karyawan Otorita Batam (BP Batam saat ini, pen). Proses pembangunannya memakan waktu yang lama. Namun, sejak awal, struktur masjid ini adalah semen.
Nuansa Jawa terasa kental. Selain atap, bentuk terasnya yang lebar serta bentuk kusen jendelanya pun khas Jawa. Hingga kini, kusen jendela yang terbuat dari kayu kapur itu belum lapuk.
(dha)