ADA ujar-ujar dulu yang bilang “mulutmu, harimaumu“. Sekarang mungkin bisa ditambah lagi : “jarimu, harimaumu“.
Yap. Mungkin banyak dari kita tak ingin dinilai dari profil akun Facebook atau jejaring sosial kita yang lain. Namun, itulah kenyataan yang terjadi.
Pasalnya, seketat apapun kamu mengawasi profil akun kamu, akan selalu ada gambar atau komentar aneh di luar konteks yang mungkin menjadi masalah. Dan, mungkin Anda tidak tahu bahwa sejumlah besar pengusaha secara rutin memeriksa profil Facebook pelamar kerja dan mengambil keputusan atas dasar apa yang mereka lihat.
Sebuah survei yang dilakukan situs Monster.co.uk mengungkap, sepertiga dari pengusaha mengaku menolak pelamar karena sesuatu yang ditemukan pada profil media sosial mereka.
Dan lebih dari 50% dari profesional HR yang ditanyai mengatakan bahwa mereka akan memindai Facebook, Twitter, Instagram dan LinkedIn dan menjadikannya sebagai pertimbangan dalam memutuskan menerima atau menolak pelamar.
“Para pelamar harus hati-hati menggunakan media sosial –apakah pribadi atau profesional– untuk membangun profil untuk diri mereka sendiri,” ujar Andy Sumner dari Monster.co.uk seperti dikutip dari askmen.com .
Andy menambahkan, jika digunakan dengan benar media sosial dapat menjadi alat yang sangat kuat untuk membangun merek pribadi dan membuat seseorang terlihat sangat menarik untuk calon majikan. Namun, faktanya, banyak yang justru fokus pada potensi negatif dari media sosial saat dikaitkan dengan lamaran pekerjaan.
“Jadi, penting untuk mengelola profil Anda dan berpikir tentang pengaturan privasi,” kata Andy.
Survei ini mengungkap upaya terbaik untuk membuat CV dan surat lamaran akan sia-sia, jika pencarian Google dari nama Anda menuju ke ‘noda’ di akun media sosial Anda. Jadi, kini saatnya para pencari kerja mengisi profil media sosialnya dengan semacam promosi untuk dirinya, seperti seorang pekerja keras atau seorang yang berpikiran positif lagi kreatif. ***