SEPULUH hari sudah umat muslim menjalani ibadah puasa Ramadan tahun ini.
Bulan Ramadan bukan saja istimewa bagi umat muslim dalam kaitanya peningkatan kualitas ibadah. Akan tetapi banyak juga hal-hal yang unik dan menarik yang kerap ditemui dibulan yang pemuh berkah ini.
Salah satu hal yang unik dan sudah menjadi tradisi serta yang banyak dinantikan selama bulan suci ini adalah berburu takjil untuk berbuka puasa.
Selain itu, Ramadan juga menjadi momen bagi banyak orang untuk berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan, salah satunya dengan membagikan takjil gratis di jalan, masjid, atau musala.
Banyak masyarakat menganggap bahwa takjil adalah makanan atau hidangan berbuka puasa, seperti kolak, agar-agar, kurma, gorengan dan makanan lainnya. Padahal, sebenarnya istilah takjil tidak merujuk pada makanan.
Lalu, apa sebenarnya arti takjil? Berikut penjelasannya.
Mengutip dari Metronews.com, Takjil berasal dari bahasa Arab, yaitu kata ‘ajila yang bermakna menyegerakan. Dalam bahasa Indonesia, istilah ini telah mengalami adaptasi dalam ejaan dan pengucapannya. Bahkan, kata takjil telah tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Menurut KBBI, sebagaimana dikutip dari laman Kemdikbud, takjil berarti mempercepat berbuka puasa. Oleh karena itu, istilah ini berkaitan dengan anjuran dalam Islam untuk tidak menunda berbuka puasa saat waktu maghrib tiba.
Secara etimologis, dalam bahasa Arab, takjil memiliki arti lebih luas, yakni menyegerakan sesuatu, bukan hanya terkait dengan puasa.
Namun, dalam bahasa Indonesia, istilah ini mengalami perluasan makna sehingga sering diartikan sebagai makanan berbuka puasa.
Dengan makna dasarnya yang mengandung anjuran untuk segera berbuka, istilah takjil kemudian semakin erat kaitannya dengan kudapan yang dikonsumsi saat maghrib.
Seiring berjalannya waktu, pemahaman masyarakat terhadap takjil pun bergeser, sehingga kini takjil dianggap sebagai makanan pembuka saat maghrib atau buka puasa tiba.
Lalu, sudahkah anda berburu takjil untuk berbuka puasa hari ini? (*)