Dengan mengakses situs GoWest.ID, anda setuju dengan kebijakan privasi dan ketentuan penggunaannya.
Setuju
GoWest.IDGoWest.ID
  • Reportase
    ReportaseSimak lebih lanjut
    Pemko Tanjungpinang Jajaki Kerja Sama dengan Lion Air untuk Rute Internasional Via RHF
    18 jam lalu
    Waspada Cuaca Ekstrem di Kepulauan Riau
    18 jam lalu
    Kakek 60 Tahun Divonis 5 Tahun Penjara karena Pencabulan Anak
    18 jam lalu
    Kunjungi Batam, Menteri Luar Negeri Singapura Perkuat Hubungan Investasi
    19 jam lalu
    Perubahan Fungsi Lahan di Batam Penyebab Utama Invasi Monyet Ekor Panjang ke Pemukiman Warga
    1 hari lalu
  • Ragam
    RagamSimak lebih lanjut
    Penyengat Heritage Fest 2025 ; Merajut Warisan Budaya dan Alam
    18 jam lalu
    (Rencana) Incinerator Sampah di Batam
    4 hari lalu
    PORKOT Batam VI Resmi Digelar
    4 hari lalu
    SMAN 27 Resmi Berubah Jadi SMKN 12 Batam
    4 hari lalu
    Rotan Pemukul Bocah
    7 hari lalu
  • Data
    DataSimak lebih lanjut
    3
    Pantai Pelawan, Karimun
    1 minggu lalu
    Pulau Kundur
    1 minggu lalu
    Pulau Karimun Besar
    2 minggu lalu
    Sulaiman Abdullah
    2 minggu lalu
    4
    Belangkas (Kepiting tapal kuda)
    3 minggu lalu
  • Program
    ProgramSimak lebih lanjut
    #Full Hendrik; Pujakesuma di DPRD Batam
    2 bulan lalu
    #ComingSoon Hendrik; Pujakesuma di DPRD Batam
    2 bulan lalu
    #Full Pelayanan Publik BP Batam : Ngobrol Bareng Deputi VI, Ariastuty Sirait
    2 bulan lalu
    Pelayanan Publik BP Batam : Ngobrol Bareng Deputi VI, Ariastuty Sirait #ComingSoon
    2 bulan lalu
    Ngobrol Everywhere | Bicara Pelayanan Umum BP Batam Bersama Ariastuty Sirait
    2 bulan lalu
TELUSUR
  • Reportase
    • Artikel
    • Serial
    • In Depth
    • Berita Video
    • Cerita Foto
    • Live!
  • Ragam
    • Budaya
    • Pendidikan
    • Lingkungan
    • Sports
    • Histori
    • Catatan Netizen
  • Data
    • Infrastruktur
    • Industri
    • Statistik
    • Kode Pos
    • Rumah Sakit
    • Rumah Susun
    • Tokoh
    • Wilayah
    • Situs Sejarah
    • Seni
  • Partner
    • VOA Indonesia
    • BenarNews.org
  • Yang Lain
    • Tentang Kami
    • Privacy Policy
    • Pedoman Media Siber
Notifikasi Simak lebih lanjut
Aa
Aa
GoWest.IDGoWest.ID
  • Reportase
  • Ragam
  • Program
  • Data
  • Reportase
    • Artikel
    • Serial
    • In Depth
    • Berita Video
    • Cerita Foto
    • Live!
  • Ragam
    • Budaya
    • Pendidikan
    • Lingkungan
    • Sports
    • Histori
    • Catatan Netizen
  • Data
    • Infrastruktur
    • Industri
    • Statistik
    • Kode Pos
    • Rumah Sakit
    • Rumah Susun
    • Tokoh
    • Wilayah
    • Situs Sejarah
    • Seni
  • Partner
    • VOA Indonesia
    • BenarNews.org
  • Yang Lain
    • Tentang Kami
    • Privacy Policy
    • Pedoman Media Siber
Ikuti Kami
  • Advertorial
© 2025 Indonesia Multimedia GoWest. All Rights Reserved.
In Depth

Menguji kesaktian Pancasila di Era Digital

Editor Admin 9 tahun lalu 3.9k disimak

KESAKTIAN Pancasila bisa jadi saat ini tengah menghadapi ujian dari ancaman paham radikalisasi, terorisme, dan intoleran yang kini marak tersebar melalui berbagai saluran, termasuk media komunikasi digital.

Peringatan Kesaktian Pancasila pada tanggal 1 Oktober terkait dengan peristiwa yang dikenal dengan Gerakan 30 September 1965.

Sebuah peristiwa penculikan dan pembunuhan tujuh perwira angkatan darat dari Tentara Nasional Indonesia yang berujung pada pelarangan ajaran komunis, kemudian pembubaran Partai Komunis Indonesia beserta organisasi lainnya yang terkait.

Sejak 1967 hingga reformasi 1998, kesaktian Pancasila dalam setiap peringatannya selalu terkait dengan kemampuan Pancasila bertahan dari upaya penggantian ideologi bangsa menjadi komunisme.


Selama dekade 1960 hingga dekade 1990, arsitektur politik internasional diwarnai dengan pertentangan pandangan komunisme dan liberalisme.


PRAKTIK pemerintahan berdasarkan paham-paham komunisme saat itu dijalankan oleh sejumlah negara di Eropa Timur dengan Uni Soviet serta Republik Rakyat Tiongkok yang menjadi kiblatnya.

Sementara itu, paham liberalisme dipraktikkan oleh Amerika Serikat dan sebagian besar negara-negara di Eropa Barat dan benua lainnya.

Perebutan pengaruh itu kemudian menjalar ke negara-negara di benua lainnya.

Kondisi berubah ketika pada dekade 1990-an, Uni Soviet sebagai salah satu penjuru paham komunis bubar menjadi negara-negara kecil.

Perpecahan Uni Soviet ini kemudian memberikan pengaruh di kawasan Balkan dan menyisakan Republik Rakyat Tiongkok sebagai negara berkekuatan besar yang masih mempraktikkan paham komunisme.

Dengan perubahan arsitektur politik internasional itu, tantangan dan permasalahan global juga berubah.

Ancaman Nyata

Perubahan arsitektur dan isu internasional membuat tantangan dan masalah yang dihadapi oleh negara-negara juga berubah.

Peristiwa serangan Menara Kembar WTC di New York pada bulan September 2001 membuat pertentangan ideologi antara liberalisme dan komunisme bukan lagi menjadi topik utama.


Terorisme dan radikalisasi menjadi tantangan yang banyak dihadapi oleh hampir seluruh negara di dunia.


 

DALAM beberapa tahun terakhir, tidak hanya kawasan Asia, Afrika, Timur Tengah, dan Amerika yang diguncang oleh aksi terorisme, tetapi Eropa yang selama ini dikenal aman juga diwarnai serangan teror.

Orang-orang yang terlibat aksi teror diyakini telah mengalami radikalisasi pemikiran sehingga memiliki pemahaman yang salah untuk menyikapi ketidakadilan yang mereka rasakan dan lawan.

Perkembangan teknologi digital pada dekade 2000-an juga diadopsi oleh teknologi di bidang informasi dan komunikasi.

Radikalisasi juga menggunakan medium teknologi informasi dalam menyebarkan paham-pahamnya.

Data dari lembaga pengkajian komunikasi digital “We are Social” yang dirilis pada tahun 2016 menunjukkan dari total populasi 259,1 juta orang, pengguna internet aktif 88,1 juta orang.

Sementara itu, pengguna aktif media sosial di Indonesia tercatat 79 juta orang.

Dengan kondisi ini menunjukkan ancaman radikalisasi melalui medium komunikasi digital juga mengintai Indonesia.

We are Social juga mencatat 326,3 juta warga Indonesia menggunakan pola komunikasi berbasis pergerakan aktif (mobile connections) dan 66 juta di antara menggunakan sistem itu untuk mengakses media sosial.

Pancasila dan Era Digital

Banyak kalangan yang percaya salah satu pola yang efektif untuk mencegah maraknya upaya radikalisasi di kalangan warga Indonesia melalui penguatan pemahaman sekaligus menjalankan lagi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Kepala BNPT Komjen Pol. Suhardi Alius dalam sebuah kesempatan mengatakan bahwa salah satu cara mencegah agar paham radikal dan terorisme tidak tumbuh subur di Tanah Air adalah dengan mempertahankan nilai-nilai keindonesiaan

Suhardi mengatakan era globalisasi dan teknologi informasi yang sudah begitu canggih membawa perubahan hampir di semua bidang, baik ideologi, politik, ekonomi, maupun sosial budaya, yang memiliki sisi positif dan negatif. Salah satu dampak negatif adalah terkikisnya nasionalisme.

“Di tengah reduksi nasionalisme yang terjadi saat ini adalah masuknya paham-paham yang bermacam-macam, termasuk paham radikal. Ini yang tidak boleh terjadi. Perubahan nilai sosial ini jangan sampai dibawa menjadi tidak baik,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa jaringan teroris di Indonesia masih ada dan terus berkembang. Oleh karena itu, masyarakat wajib mewaspadai keberadaan teroris serta gerak-geriknya.

“Teroris sekarang beraksi dalam kelompok kecil. Masyarakat harus terus waspada. Apalagi, saat ini menjadikan seseorang sebagai pelaku teror tidak perlu lagi pergi mengenyam pendidikan di Afghanistan atau di tempat lainnya seperti yang dilakukan kelompok teror yang dahulu,” ujar Kepala BNPT dalam paparannya.

Dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat, kata dia, saat ini generasi baru teroris cukup diasah secara intensif melalui media sosial dengan memanfaatkan internet.

Suhardi mengatakan bahwa sekarang ini kalau mau membaiat seseorang cukup melalui chatting saja, seperti yang terjadi di Medan beberapa waktu lalu, pelaku cukup dicuci otaknya melalui dunia maya, tidak perlu harus datang ke tempat pembaiat.

Sementara itu, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengatakan bahwa munculnya gerakan radikalisme karena bangsa Indonesia mengabaikan nilai-nilai luhur kebangsaan.

Menurut Zulkifli, gerakan radikalisme hingga terorisme menjadi ancaman serius di Indonesia maupun di dunia.

Ia memaparkan setelah 18 tahun era reformasi bergulir, ternyata demokrasi di Indonesia masih sebatas demokrasi prosedural yang justru melahirkan kesenjangan sosial yang makin tinggi.

Kesenjangan sosial inilah, katanya, yang menjadi salah satu indikator lahirnya gerakan radikalisme dan terorisme.

“Mereka yang tidak mendapatkan keadilan, baik dalam konteks sosial maupun ekonomi, kemudian mengekspresikan kekecewaannya melaui tindakan ekstrem dan gerakan radikal,” katanya.

Tantangan yang dihadapi Pancasila hari ini jauh berbeda dengan tantangan 10 s.d. 20 tahun yang lalu.

Meski paham komunisme masih dilarang untuk dikembangkan di Indonesia, dengan situasi internasional yang ada, ancaman radikalisasi dan terorisme juga tidak bisa dianggap sepi.

Mengajak masyarakat untuk memahami dan menjalankan lagi nilai-nilai Pancasila menjadi penting, tentunya dengan pola yang kekinian.

Bukan dengan pendekatan satu arah dan penyeragaman pola penerapan serta pemahaman Pancasila, melainkan dengan menggunakan medium-medium komunikasi digital, media sosial, dan hal-hal kreatif lainnya yang memikat, khususnya kalangan muda.

Dengan tantangan yang ada saat ini, bisa jadi kesaktian Pancasila sekali lagi diuji. ***

Kaitan era digital, g30s pki, kesaktian pancasila
Admin 2 Oktober 2016 2 Oktober 2016
Apa yang anda pikirkan
Suka sekali0
Sedih0
Gembira0
Tal peduli0
Marah0
Masa bodoh0
Geli0
Artikel Sebelumnya Sebagian Besar Jabodetabek Diprediksi Hujan
Artikel Selanjutnya Artis Instagram, Nih! Pakai Barang Seadanya, Tiru Artis Dunia

APA YANG BARU?

Penyengat Heritage Fest 2025 ; Merajut Warisan Budaya dan Alam
Budaya 18 jam lalu 129 disimak
Pemko Tanjungpinang Jajaki Kerja Sama dengan Lion Air untuk Rute Internasional Via RHF
Artikel 18 jam lalu 135 disimak
Waspada Cuaca Ekstrem di Kepulauan Riau
Artikel 18 jam lalu 136 disimak
Kakek 60 Tahun Divonis 5 Tahun Penjara karena Pencabulan Anak
Artikel 18 jam lalu 130 disimak
Kunjungi Batam, Menteri Luar Negeri Singapura Perkuat Hubungan Investasi
Artikel 19 jam lalu 138 disimak

POPULER PEKAN INI

Bea Cukai Batam Gagalkan Penyelundupan Pasir Timah ke Thailand
Artikel 6 hari lalu 1.3k disimak
Polisi Amankan Pengemudi Kijang Usai Tabrak Motor di Tanjungpinang
Artikel 3 hari lalu 430 disimak
Rapat Paripurna Perubahan APBD dan Perda Lingkungan Hidup di Batam
Artikel 3 hari lalu 426 disimak
Tiga Ibu Rumah Tangga di Bintan Ditangkap Karena Penggelapan Mobil Rental
Artikel 3 hari lalu 426 disimak
(Rencana) Incinerator Sampah di Batam
Catatan Netizen 4 hari lalu 423 disimak
- Pariwara -
Ad imageAd image
about us

Kami berusaha menjadi CITIZEN yang netral dan objektif dalam menyampaikan pandangan serta pikiran tentang apapun di dunia ini.

  • Privacy Policy
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
Ikuti Kami
© Indonesia Multimedia GoWest 2025. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?