Jalan-Jalan Plesir
Menikmati Hamparan Bakau di Ekowisata Pandang Tak Jemu Nongsa

KAWASAN Ekowisata Pandang Tak Jemu di Kampung Tua Bakauserip, Nongsa merupakan kawasan wisata yang mengandalkan alam sebagai objek wisata utamanya.
Pemandangan yang disajikan yakni hamparan pohon bakau yang mempesona. Konon, kabarnya bakau di Pandang Tak Jemu ini merupakan salah satu yang tertua di Batam.
“Bakau-bakau di Pandang Tak Jemu ini merupakan salah satu hutan mangrove tertua di Batam, setelah disurvey oleh dinas terkait,” kata pengelola Pandang Tak Jemu, Jerry Mangrove saat dijumpai GoWest Indonesia dilokasi tersebut, Jumat (24/9).
Pandang Tak Jemu sendiri dibuka 1 Januari 2019. Ongkos masuk per pengunjung sebesar Rp 10 ribu. Potensi wisatanya yakni edukasi mengenai alam itu sendiri, khususnya mengenai pohon bakau.

Hamparan pohon bakau tertata apik dapat dinikmati pengunjung sambil berjalan di jembatan yang membentang di tengah-tengah hutan bakau di Pandang Tak Jemu.
Di sejumlah lokasi, di antara bakau-bakau tersebut terdapat sejumlah spot foto yang dapat digunakan pengunjung untuk berswafoto. Salah satunya yakni rumah berkubah bulat yang terletak di tengah-tengah hutan bakau.
Begitu juga dengan spot berupa kursi unik yang berada di salah satu sudut hutan bakau ini. Sambil berjalan menuju ujung jembatan, maka pasir putih khas pantai bisa dinikmati pengunjung.
Jalan kesebelah kanan menuju pantai berbatu yang juga terdapat sejumlah bakau, sedangkan jalan ke kanan menuju lokasi yang dikelilingi bakau dan sering dimanfaatkan pengunjung untuk camping dan bakar-bakar ikan.
“Di dalam wisata ini, ada banyak yang bisa dipelajari selain hanya berwisata saja. Bagi pengunjung, sebagai sarana edukasi mengenai konservasi alam dan belajar melestarikan mangrove. Dan bagi masyarakat sekitar, dapat membantu meningkatkan taraf ekonomi masyarakat setempat,” katanya.

Pandang Tak Jemu yang memiliki luas sekitar 5 hektar ini juga dimanfaatkan warga setempat untuk berdagang makanan ringan, souvenir dan penyewaan pondok.
Lokasinya tepat di pintu masuk kawasan wisata ini. Tapi untuk saat ini, ketika pandemi menghantam, tidak ada yang berjualan.
Begitu juga pengunjung yang datang sangat sedikit, hanya sekitar puluhan.
Sebagai informasi, Pandang Tak Jemu masuk dalam 100 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 yang digelar oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
“Ini menjadi suatu kebanggaan bagi kami, karena tak pernah mengira bisa masuk 100 besar diantara ribuan pesaing dari 34 provinsi. Saya berharap tempat wisata ini mampu berkelanjutan. Kami tetap akan perbaiki kekurangan, tentu dengan dukungan pemerintah juga. Selain wisata, keberadaan Pandang Tak Jemu ini juga untuk menjaga kelestarian alam mangrove di Batam,” jelasnya.
Salah seorang pengunjung, Dewo dari Komunitas Penggiat Kopi mengatakan, Pandang Tak Jemu ini sangat berkesan baginya.
“Kesannya bagus, animo baik, karena banyak yang belum tahu dan belum pernah kesini. Jadi, bagi kami ini perkenalan baru. Mudah-mudahan kedepan lebih baik fasilitasnya supaya pengunjung lebih happy,” ungkapnya.
Ia mengaku datang bersama 40 orang temannya untuk bersantai di akhir pekan.
“Kita tadi 40 orang, bawa perlengkapan maisng-masing. Dan dari tim pengelola wisata ini cukup suport kebutuhan kami,” jelasnya.
*(rky/GoWest)