DEWAN Pimpinan MUI Kota Batam bersama Polda Kepri menggelar Forum Group Discussion (FGD) tentang Penanganan Aliran Keagamaan Menyimpang di Hotel Asialink Batam, Selasa (18/10).
FGD ini mengusung tema penguatan toleransi sebagai basis Kebhinekaan Umat di tengah maraknya muncul aliran Kepercayaan dan Keagamaan dalam masyarakat.
Kegiatan FGD ini diikuti oleh pengurus ormas Islam kota Batam seperti NU, Muhammadiyah, IPIM, PMB, BMGQ, para penyuluh Kementerian Agama dan sejumlah ormas lainnya.
![](https://gowest.id/wp-content/uploads/2022/10/IMG-20221018-WA0388-1024x568.jpg)
Dalam FGD tampil empat orang sebagai sebagai narasumber, antara lain; Ketua FKUB Kota Batam, Prof. Dr. Chablullah Wibisono, M.M, Kepala Kemenag Kota Batam, Dr. Zulkarnain Umar, M.H.I, Ketua Umum MUI Kota Batam, KH. Luqman Rifa’i, S.Ag, dan Kasi Intel Kajari Batam, Riki Saputra.
Ketum MUI Kota Batam, KH. Luqman Rifa’i menegaskan bahwa acara FGD ini diharapkan bisa menumbuhkembangkan toleransi di tengah kebhinekaan aliran keagamaan dan kepercayaan yang ada.
“Dengan deteksi dini terhadap aliran keagamaan dan kepercayaan yang dnilai menyimpang diharapkan ada langkah preventif untuk mencegah konflik umat” jelas Luqman Rifa’i.
Sementara Ketua FKUB Batam, Chablullah Wibisono, menyoroti tentang penyebab tumbuh suburnya aliran Kepercayaan dan Keagamaan yang menyimpang. Salah satunya penyebabnya belum optimalnya dakwah kepada umat.
![](https://gowest.id/wp-content/uploads/2022/10/IMG-20221018-WA0387-1024x630.jpg)
“Dakwah belum menyentuh aspek mendasar kebutuhan umat” ungkap Chablullah.
Sedangkan Kepala Kemenag Batam, Zulkarnain Umar, lebih menekankan pentingnya moderasi dalam beragama serta toleransi antar umat.
Disisi lain di kesempatan yang sama, Kasat Intel Kajari Batam, Riki Saputra mengemukakan lebih pentingnya langkah preventif daripada kuratif dalam penggalangan aliran kepercayaan dan keagamaan.
(zhr)