PENGUSAHA di Kepulauan Riau memiliki peluang membuka usaha baru dari budi daya padi di persawahan
Tahun depan, Kementerian Pertanian (Kementan) akan menyediakan Rp 150 miliar, untuk pengembangan budi daya persawahan.
Pengusaha diminta untuk ikut andil dalam menyukseskan program pembukaan sawah di Kabupaten Lingga, yang dicanangkan Kementerian Pertanian.
Untuk membuka lahan persawahan seluas 2.000 hektare seperti yang dicanangkan Menteri Pertanian RI, setidaknya memerlukan alat berat dan Bahan Bakar Minyak (BBM). Hal ini dapat dijadikan peluang bagi usaha baru.
Tim ahli pengembangan usaha budi daya padi persawahan di Kabupaten Lingga., Ady Indra Pawennari dikutip Tanjungpinangpos mengaku masih membutuhkan beberapa infrastruktur untuk memenuhi target cetak 2000 hektare sawah di sana.
”Kami perlu sekitar 50 unit ekskavator untuk mengejar target pencetakan sawah 2.000 hektare tahun ini. Para pemilik alat berat dan pengusaha pangkalan minyak, seharusnya bisa menangkap peluang itu,” kata Ady.
Bahkan menurutnya, tahun depan Menteri Pertanian RI menargetkan cetak sawah di sana mencapai 10.000 hektare.
Ini kesempatan besar dan merupakan peluang yang dapat diambil oleh pengusaha. Terutama yang beraktifitas di Kepulauan Riau. Tidak hanya pada penyediaan alat berat saja. Tapi juga penyediaan BBM jenis solar untuk operasional alat berat itu sendiri.
”Jangan sampai ada pemilik alat berat di Lingga, yang merasa tak dilibatkan. Bayangkan saja, kalau ada 50 unit ekskavator yang bekerja, berarti butuh solar 50 drum per hari,” ujarnya.
Menurut pria itu, secara total Kementan telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 150 miliar untuk penyediaan lahan sebanyak 20.000 hektare di Indonesia yang ditargetkan pada tahun depan.
Dari jumlah tersebut, Kabupaten Lingga yang mendapatkan kucuran dana sebesar Rp 25 miliar untuk mewujudkan target pencetakan sawah tahap awal seluas 20.00 hektare.
”Ini saat yang tepat bagi para pengusaha. Ada dana pencetakan sawah sekitar Rp 25 miliar yang beredar di Lingga. Mulai dari jasa penyewaan alat berat, penjualan BBM, pupuk, benih, dan kebutuhan pertanian lainnya,” katanya. ***