DALAM rangka menyongsong era digital, Fisherism Tanjungriau bersama Batampedia dan Compro menggelar kelas digital branding untuk pelaku usaha.
Puluhan usahawan mempadati Fisherism Tanjungriau beberapa hari kemarin.
Dalam rangka menyongsong era digital, Fisherism Tanjungriau bersama Batampedia dan Compro menggelar kelas digital branding untuk pelaku usaha. Mereka sangat antusias mengikuti workshop tersebut karena topik yang dibahas adalah membangun apps untuk usaha, agar dapat memiliki digital branding atas nama usaha sendiri, Kata irfan widyasa, Kasubdit. Pemanfaatan Sarana BP Batam.
Sebelum ikut workshop, hampir semua peserta merasa sudah punya digital branding sendiri. Baik melalui media sosial seperti facebook, instagram atau marketplace unicorn yang besar-besar.
Setelah ikut, peserta semakin terbuka wawasannya. Ternyata selama ini baru sampai tahap digital marketing.
Usahawan memang dapat order dari digital marketing. Dan digital marketing di era sekarang sudah jadi “kewajiban” di era digital ini agar usaha bisa berkembang.
Hanya saja yang diingat konsumen akhirnya adalah medsos atau marketplace nya yang punya brand.
Contoh kita sering menggunakan ojek online. Nah, yang diingat konsumen pertama kali ketika perlu lagi transportasi, apakah nama tukang ojek nya atau nama brand nya? Kata Irfan
Dalam even yang di laksanakan pada sabtu siang sampai sore hari tersebut peserta dikenalkan contoh-contoh apps pelaku usaha di Batam yang dibuat dengan platform compro oleh Batampedia.
Peserta juga mencoba bersama-sama membuat apps sederhana. Hanya butuh waktu kurang dari 30 menit, apps pun jadi.
Fisherism Tanjungriau berada dalam pengelolaan Direktorat Pemanfaatan Aset BP Batam.
Menurut Direktur Pemanfaatan Aset, Dendi Gustinandar. Fisherism Tanjungriau Satu jalur dengan Taman Rusa dan Kawasan Agromarina. Ke depan direncanakan akan menjadi Koridor Agrowisata terbesar di Kepri, tutup Dendi.
workshop tersebut karena topik yang dibahas adalah membangun apps untuk usaha, agar dapat memiliki digital branding atas nama usaha sendiri, Kata irfan widyasa, Kasubdit. Pemanfaatan Sarana BP Batam.
Sebelum ikut workshop, hampir semua peserta merasa sudah punya digital branding sendiri. Baik melalui media sosial seperti facebook, instagram atau marketplace unicorn yang besar-besar.
Setelah ikut, peserta semakin terbuka wawasannya. Ternyata selama ini baru sampai tahap digital marketing.
Usahawan memang dapat order dari digital marketing. Dan digital marketing di era sekarang sudah jadi “kewajiban” di era digital ini agar usaha bisa berkembang.
Hanya saja yang diingat konsumen akhirnya adalah medsos atau marketplace nya yang punya brand.
Contoh kita sering menggunakan ojek online. Nah, yang diingat konsumen pertama kali ketika perlu lagi transportasi, apakah nama tukang ojek nya atau nama brand nya? Kata Irfan
Dalam even yang di laksanakan pada sabtu siang sampai sore hari tersebut peserta dikenalkan contoh-contoh apps pelaku usaha di Batam yang dibuat dengan platform compro oleh Batampedia.
Peserta juga mencoba bersama-sama membuat apps sederhana. Hanya butuh waktu kurang dari 30 menit, apps pun jadi.
Fisherism Tanjungriau berada dalam pengelolaan Direktorat Pemanfaatan Aset BP Batam.
Menurut Direktur Pemanfaatan Aset, Dendi Gustinandar. Fisherism Tanjungriau Satu jalur dengan Taman Rusa dan Kawasan Agromarina. Ke depan direncanakan akan menjadi Koridor Agrowisata terbesar di Kepri, tutup Dendi.
(Zhr/gowest.id)