- Banjir terjadi hampir setiap bulan sejak awal tahun, menunjukkan kondisi darurat yang membutuhkan penanganan segera.
- Dampak banjir menyebabkan kerugian ekonomi, kerusakan properti, dan masalah kesehatan bagi warga.
- Aktivitas pembangunan kawasan industri oleh PT Tanjung Piayu Makmur diduga sebagai penyebab utama banjir.
- Warga menuntut solusi permanen dari pemerintah dan perusahaan untuk mengatasi masalah banjir.
WARGA Kampung Tua Tembesi Tower, Batam, masih terus bergulat dengan masalah banjir yang semakin parah di wilayah mereka. Banjir yang terjadi hampir setiap bulan sejak awal tahun ini, telah menyebabkan kerugian materiil dan impak negatif terhadap kesehatan warga.
Joko Sasmita, salah satu warga yang paling terdampak, menceritakan bagaimana banjir telah merusak usahanya dan membuat keluarganya terpaksa mengungsi. Bisnis roti rumahan milik Joko hancur akibat banjir, sementara tetangganya, Muhammad Ravi, harus menutup usaha fotocopy-nya.
“Saya sudah 15 tahun saya tinggal di sini, baru sekarang banjir berkepanjangan,” kata Joko ketika ditemui Tempo pada Rabu, 4 September 2024.
Joko, yang membangun usaha roti rumahan, merugi. Alat pemanggang roti yang dibeli seharga Rp 30 juta rusak terendam banjir. Dia berharap pemerintah mencarikan solusi atas permasalahan banjir yang semakin sering terjadi di Kampung Tua Tembesi Tower.
Penyebab utama banjir di lokasi ini diduga kuat akibat aktivitas pembangunan kawasan industri oleh PT Tanjung Piayu Makmur. Pembangunan tersebut telah mengubah aliran air dan menyebabkan genangan air yang semakin meluas di permukiman warga. Warga setempat merasa bahwa perusahaan tidak bertanggung jawab atas dampak lingkungan yang ditimbulkan.
Pemerintah Kota Batam, melalui Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Alam (BMSDA), telah mengakui bahwa banjir di Tembesi Tower memang terkait dengan aktivitas pembangunan perusahaan. Namun, upaya mencari solusi yang permanen hingga kini belum membuahkan hasil.
Warga berharap agar pemerintah dan perusahaan dapat segera menemukan solusi yang adil dan efektif untuk mengatasi masalah banjir ini. Beberapa solusi yang diajukan warga antara lain adalah perbaikan sistem drainase, pembuatan tanggul penahan banjir, dan kompensasi bagi warga yang terdampak.
Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas BMSDA Kota Batam, Wan Taufik, mengatakan akan memanggil semua pihak termasuk warga dan perusahaan, pekan depan. “Kalau kami melihat banjir ini memang dampak pembangunan dari perusahaan PT TPM,” kata Wan seperti dikutip GoWest.ID dari laman Tempo, Kamis (5/9/2024).
Menurut Wan, permasalahan banjir di Tembesi Tower cukup kompleks, terutama yang berkaitan dengan masalah lahan. Perusahaan mengklaim lokasi kampung tersebut milik mereka. “Kalau masalah kepemilikan lahan ini sebenarnya bukan di ranah kami. Tetapi ini kan soal warga yang terdampak banjir, jadi kami akan carikan solusi untuk mengatasinya,” kata Wan.
Wan berharap ada solusi atas permasalahan berkepanjangan ini. Satu di antaranya, dia mencontohkan, perusahaan menyediakan pompa air untuk mengeluarkan air yang mengenangi perkampungan. “Mungkin itu solusi jangka pendek,” kata Wan.
(dha/tempo.co)