KEPALA Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Batam, Suhar, menyatakan bahwa pihaknya tengah berupaya mencari solusi untuk mengatasi banjir yang melanda Kampung Tembesi Tower.
Banjir yang terjadi pada Senin (14/10/2024) ini menjadi perhatian serius, dengan solusi yang diharapkan tidak merugikan warga maupun perusahaan yang sedang mengembangkan kawasan industri di sekitar pemukiman.
Menurut Suhar, daerah yang terkena dampak banjir adalah tanah milik PT Tanjung Piayu Makmur (TPM).
“Warga yang tinggal di area tersebut sebenarnya menempati lahan milik perusahaan. Kami tetap berusaha mencari solusi terbaik sambil menunggu kesepakatan relokasi. Berdasarkan peta yang kami miliki, lahan itu memang milik investor,” sebut Suhar pada Rabu (16/10/2024).
Ia menambahkan bahwa pemukiman di area tersebut dibangun secara swadaya oleh warga sesuai kemampuan masing-masing.
Sampai saat ini, Pemerintah Kota Batam telah melakukan delapan kali pertemuan dengan warga dan pihak perusahaan untuk menemukan solusi yang tepat. Mengenai penyebab banjir, Suhar menyebutkan bahwa perubahan permukaan tanah, termasuk aktivitas penimbunan oleh perusahaan, memicu terjadinya banjir.
“Investasi di sekitar kawasan ini telah mengubah kondisi tanah, termasuk penimbunan yang berkontribusi terhadap banjir,” ungkapnya.
Sebelumnya, hujan deras pada Senin pagi (14/10/2024) menyebabkan banjir yang merendam 70 rumah di Kampung Tembesi Tower, Sagulung. Warga dari RT 01, RT 02, dan RT 03 di RW 16, Kecamatan Sagulung, mengalami banjir setinggi 1,2 meter sejak pukul 10.00 WIB.
Banjir yang telah terjadi sebanyak 35 kali ini, menurut warga, disebabkan oleh sistem drainase yang dibangun pengembang. Ketinggian drainase yang sejajar dengan permukaan tanah pemukiman mengakibatkan air tidak dapat mengalir ke saluran utama.
(sus)