MENTERI Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Panjaitan meresmikan grand launching perusahaan yang mengolah sampah plastik menjadi coffe maker atau mesin pembuat kopi di Batam, Free The Sea (FTS) di Kawasan Industri Panbil, Kamis (9/3/2023).
Menurut Luhut, FTS merupakan investasi yang bagus, karena membantu pekerjaan pemerintah dalam membereskan sampah plastik yang menjadi ancaman bagi pencemaran lautan.
“Ini investasi bagus, bagian dari daur ulang plastik yang memang harus diperhatikan,” ungkapnya usai meninjau pabrik pengolahan sampah plastik milik FTS.
Ia mengajak stakeholder di Batam untuk ikut serta mendukung investasi yang ramah lingkungan. “Saya hormati FTS, karena selamatkan generasi muda Indonesia dari bahaya mikroplastik,” katanya.
FTS sendiri merupakan anak usaha dari PT WIK Far East Batam, yang juga berlokasi di Kawasan Industri Panbil. PT WIK ini memproduksi alat-alat dapur, termasuk mesin pembuat kopi.
Head of FTS, Bahri Beyhan mengatakan perusahaan yang ia kelola mengolah sampah jenis Polyethylene Terephthhalate atau PET, yang umumnya terdapat pada botol minuman kemasan. FTS juga mengolah sampah kardus.
“Kami buat sampah plastik jadi produk upcycling yang punya nilai tambah,” ujarnya.
FTS mulai beroperasi sejak awal 2022, dan dalam setahun telah mengumpulkan 20 juta botol PP dari seluruh Batam. Dari jutaan material tersebut, FTS telah memproduksi 1 juta unit mesin pembuat kopi, yang telah diekspor ke luar negeri, seperti negara-negara Asia dan Eropa. Nilai ekspor tertinggi terjadi pada tahun 2019 dan 2020 sebesar US$ 100 juta.
Untuk saat ini, FTS mendapat suplai sampah plastik yang cukup dari Batam. Dengan populasi yang terus bertumbuh, Bahri menekankan bahwa FTS belum pernah berpikir untuk mengimpor sampah plastik.
FTS juga menjalin kerja sama dengan pihak hotel, industri, sekolah dan juga masyarakat lewat bank sampah untuk mendapat suplai yang dibutuhkan.
“Sekarang impor tidak memungkinkan, karena kami berniat membersihkan Batam dari sampah. Bahan baku suplainya kontinu, karena populasi Batam terus berkembang, selalu ada sampah yang bisa kita gunakan,” tuturnya.
Kedepannya, FTS juga berniat mengkonversi sampah plastik jenis Polipropilena atau PP, yang umumnya terdapat pada botol sampo, gelas air mineral dan lain-lain.
“Saat ini masih dalam tahap pengembangan apakah jenis tersebut bisa digunakan untuk pembuatan mesin pembuat kopi,” ungkapnya (leo).