KEMENTERIAN Koordinator Perekonomian Republik Indonesia, bersama delegasi dari Economic Development Board (EDB) Singapura, menyelenggarakan pertemuan ke-17 Co-Chairs Meeting Working Group on Batam-Bintan-Karimun (BBK) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) lainnya di Indonesia, Senin awal pekan ini.
Dalam pernyataannya, Juru Bicara Kemenko Perekonomian, Haryo Limanseto, mengungkapkan bahwa pertemuan tersebut membahas berbagai isu, termasuk kemajuan kebijakan investasi di kawasan BBK, dukungan bagi KEK, transformasi digital, serta penyelesaian tantangan mobilitas dan konektivitas antara BBK dan Singapura.
Sejak pertemuan terakhir pada Januari 2024, fokus kerja sama BBK terbagi dalam empat klaster utama: lingkungan bisnis, promosi investasi, sektor industri, dan pengembangan kapasitas. Haryo melaporkan bahwa investasi di kawasan BBK menunjukkan progres positif, dengan Batam mencatat realisasi investasi mencapai US3,26 miliar pada tahun 2024.Sementara itu, Bintan dan Karimun masing−masing mencatat investasi sebesar US 3,26 miliar pada tahun 2024. Sementara itu, Bintan dan Karimun masing-masing mencatat investasi sebesar US 3,26 miliar pada tahun 2024. Sementara Bintan dan Karimun masing−masing mencatat investasi sebesarUS 118,3 juta dan US$ 1,29 miliar.
Dalam upaya mendukung pengembangan lebih lanjut, terdapat 180 proyek prioritas yang mencakup sektor-sektor strategis, seperti logistik, industri, pariwisata, teknologi, serta pengembangan sumber daya manusia dan infrastruktur.
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan sejumlah regulasi penting, termasuk Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2024 tentang Rencana Induk Pengembangan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) BBK. Selain itu, terdapat juga Peraturan Menko Perekonomian Nomor 10 Tahun 2024 dan Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2025 yang mengatur pembangunan dan penyediaan lahan di kawasan tersebut.
Deputi Bidang Koordinasi Industri, Ketenagakerjaan, dan Pariwisata Kemenko Perekonomian, Rudy Salahuddin, menegaskan bahwa regulasi ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk menciptakan ekosistem investasi yang lebih kompetitif dan terintegrasi di kawasan BBK.
Dalam upaya meningkatkan mobilitas investor, Indonesia meluncurkan skema Multiple Entry Visa untuk mempermudah perjalanan bisnis lintas negara. Di sisi konektivitas, Badan Pengusahaan Batam sedang mempersiapkan pengembangan Pelabuhan Batu Ampar sebagai pusat transshipment internasional.
Chairman EDB Singapura, Png Cheong Boon, menyoroti potensi Nongsa sebagai pusat penting dalam ekosistem digital kawasan. Ia menekankan bahwa perluasan dan penguatan regulasi menjadi krusial untuk menarik lebih banyak investasi ke wilayah tersebut.
(ham)