RENCANA unjuk rasa yang digagas oleh mahasiswa di Batam mengalami perubahan setelah mengadakan dialog dengan pihak Polda Kepulauan Riau pada Minggu sore (31/8/2025) kemarin. Mahasiswa memutuskan untuk mengganti aksi demonstrasi tersebut dengan kegiatan doa bersama.
Kapolda Kepri, Irjen Asep Safrudin, menekankan pentingnya menjaga kondusivitas kota Batam, yang merupakan lokasi strategis bagi para investor.
“Aspirasi bisa disampaikan tanpa harus anarki,” kata Irjen Asep.
Dalam pertemuan yang berlangsung di Mapolresta Barelang, sejumlah organisasi mahasiswa seperti GMNI, HMI, IMM, PMII, PMKRI, SEMI, dan GMKI turut hadir. Keputusan untuk berdialog dinilai sebagai langkah positif dan menunjukkan kedewasaan mahasiswa dalam merespons dinamika nasional, yang belakangan ini sering diwarnai aksi-aksi anarkis di berbagai daerah.
Wakapolda Kepri, Brigjen Anom Wibowo, menyebut mahasiswa sebagai mitra strategis dalam pembangunan sosial.
“Komunikasi dengan aparat harus terus dibangun,” ungkapnya, menandakan perlunya sinergi antara mahasiswa dan kepolisian.
Direktur Intelkam Polda Kepri, Kombes Agung Budi Leksono, menjelaskan bahwa perubahan rencana ini mengalihkan aksi yang awalnya direncanakan berlangsung di tiga lokasi—Polda Kepri, DPRD, dan Pemko Batam—menjadi acara doa dan dialog yang akan diadakan di Dataran Engku Putri pada Senin malam, pukul 18.30 WIB, dengan partisipasi diperkirakan mencapai 200 orang.
tidak ada demo. Kami bersama mahasiswa sepakat untuk doa dan dialog bersama,” tegas Agung, menambahkan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir terhadap kemungkinan aksi besar-besaran yang bisa mengganggu ketertiban.
Polisi memastikan bahwa aktivitas sehari-hari, termasuk kegiatan dunia usaha, akan tetap berjalan normal. “Kota Batam aman, tertib, dan investasi terjaga,” tutupnya, memberikan jaminan akan kondisi keamanan di wilayah tersebut.
(dha)