SEBAGAI kota pariwisata, Batam tentu harus memiliki pelaku pariwisata yang fasih berbahasa Inggris, Mandarin, Jepang dan lainnya. Untuk itu, maka kehadiran lembaga yang melatih kemampuan berbahasa internasional tersebut menjadi penting.
Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Batam, Ardiwinata mengatakan kemampuan berbahasa asing menjadi modal utama dalam berkomunikasi dengan wisatawan mancanegara (wisman).
“Hubungannya sederhana, saya punya asosiasi Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), ini adalah organisasi pemandu wisata. Setiap wisatawan mancanegara yang datang, ketentuannya agen kita yang tangani. Sementara lembaga pelatihan bahasa sangat dibutuhkan HPI,” kata Ardi saat membuka LPK Masaru Training Center baru-baru ini.
Ia menjelaskan Batam sebagai kota pariwisata yang menggunakan konsep 3A yakni aksesbilitas, amenitas dan atraksi dalam pengembangan pariwisata. Wali Kota Batam yang juga menjabat Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi mendedikasikan Batam sebagai kota pariwisata. Hal tersebut dapat terlihat dari infrastruktur yang tengah dikembangkan untuk memberikan kenyamanan bagi wisatawan.
“Aksesbilitas yang dibangun supaya wisatawan datang tidak merasakan macet, destinasi bisa dikunjungi. Aksesbilitas ini yang paling penting baik darat, laut, dan udara. Cek kondisi Batam sekarang,” katanya.
Selain itu Kota Batam mempunyai amenitas yang lengkap, seperti hotel 268 dengan 36 ribu kamar, 1067 kafe dan restoran, 12 pusat perbelanjaan, dan ragam destinasi wisata. Kemudian Batam mempunyai ragam atraksi baik atraksi alam, budaya, dan buatan.
Ia berharap, LPK Masaru Training Center tidak hanya mempunyai program bahasa Jepang saja tetapi bahasa asing lainnya. “Saya mendoakan semoga LPK Masaru Training Center memberikan kotribusi terhadap pariwisata Batam khususnya dan Kepri umumnya,” ungkapnya (leo).