PERWAKILAN para siswa dari Kota Tanjungpinang, baik tingkat SD maupun SMP, meraih prestasi yang membanggakan dalam Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) 2024 yang diadakan di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Melalui penampilan yang menonjol di berbagai lomba, Tanjungpinang berhasil meraih gelar juara umum dalam acara yang diorganisir oleh Kantor Bahasa Provinsi Kepri.
Piala untuk juara umum diserahkan oleh Kepala Kantor Bahasa Provinsi Kepri, Rahmat, kepada Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Tanjungpinang, Teguh Ahmad Syafari, yang diwakili oleh Kabid Pembinaan SMP, Novi Perdana Wari di SMP Negeri 1 Tanjungpinang, beberapa waktu kemarin.
Di tingkat SD, sejumlah siswa berhasil meraih juara, antara lain Jaka Swara yang berhasil menjadi juara pertama dalam lomba Pidato Berbahasa Melayu, dan Muhammad Octo yang meraih posisi serupa di lomba Dendang Syair. Ratu Almira dan rekan-rekannya juga berprestasi dalam lomba Dongeng Berbahasa Melayu. Selain itu, Annisa Supriatna Putri meraih juara 1 di lomba Penulisan Cerpen Berbahasa Melayu, sedangkan Allyra Zaskia Putri meraih juara 3 dalam lomba Membaca Aksara Arab Melayu.
Pada jenjang SMP, Atiqa Nurbaiti menonjol sebagai juara 1 di lomba Pidato Berbahasa Melayu, diikuti oleh Febrina Salsabila Sinaga dan Yumma Zhafira Aimee yang juga meraih posisi teratas dalam lomba Dendang Syair dan Dongeng Berbahasa Melayu. Juara 3 di lomba Membaca Gurindam diraih oleh Nur Aira Ananda Sukma, sementara Nelfia Keysa Kinanti meraih juara 3 di lomba Penulisan Cerpen Berbahasa Melayu.
Novi Perdana Wari, Kabid Pembinaan SMP Disdik Kota Tanjungpinang, mengungkapkan bahwa ini adalah partisipasi pertama Tanjungpinang dalam FTBI, dan pihak Disdik telah mempersiapkan kegiatan serupa untuk tahun depan. Ia memberikan apresiasi kepada para siswa yang telah menunjukkan prestasi luar biasa dalam waktu singkat, berkat bakat mereka dan dukungan dari guru-guru pendamping.
Novi menekankan bahwa festival ini penting dalam mengingatkan masyarakat tentang signifikansi bahasa ibu di Kepri. Kepala Kantor Bahasa Provinsi Kepri, Rahmat, menambahkan bahwa FTBI merupakan wadah ekspresi bagi anak-anak di Kepri. Ia berharap perhatian terhadap pengembangan dan pelestarian bahasa serta sastra Melayu bukan hanya menjadi tugas Kantor Bahasa, melainkan juga tanggung jawab semua pemerintah daerah.
Rahmat menegaskan pentingnya kegiatan ini untuk menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa ibu dan berharap agar pelestarian bahasa dan sastra mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah, sehingga tidak hanya menjadi acara seremonial.
“Semua pihak perlu berkolaborasi untuk mengembangkan potensi anak-anak dan mendorong mereka melestarikan serta mencintai bahasa dan syair Melayu sebagai bagian dari budaya Kepri,” tutup Rahmat.
(nes)