Oleh : Bintoro Suryo
“Itu pulau apa yang kecil dan kelihatan sepi?” Tanya saya ke Arif, pemandu boat pancung yang kami tumpangi.
“Itu pulau Boyan, keramat di sana. Cuma ada beberapa penduduk saja”, katanya.
“Kita ke sana ya”, kata saya sambil mengajak Domu dan Rizka.
Rumah ibadah yang sekarang bernama vihara Samudera Bhakti itu, terletak di pinggir laut. Dari halamannya, kami bisa melihat gunung Bulan yang terletak di pulau hadapannnya. Itu adalah daratan tertinggi yang ada di wilayah perairan Batam dan sekitarnya. Gunung kecil itu berada di pulau Bulan yang kini dikelola secara khusus untuk penangkaran Buaya dan Babi oleh perusahaan grup Salim. “Itu pulau apa yang kecil dan kelihatan sepi?” Tanya saya ke Arif, pemandu boat pancung yang kami tumpangi.“Itu pulau Boyan, keramat di sana. Cuma ada beberapa penduduk saja”, katanya. “Kita ke sana ya”, kata saya sambil mengajak Domu dan Rizka.
Hari belum begitu sore dan perjalanan menuju pulau sepi itu saya perkirakan hanya 10 menit saja.
(*)
Selesai
Sebelumnya BAGIAN DUA : Aktifitas Ekonomi Warga Pulau Buluh
Simak SERIAL lainnya
Sumber :
- Catatan perjalanan
- John Sebastian & Robin W. Winks (Malaysia Selected Historical Readings, Oxford University Press - Kuala Lumpur, 1966)
- E. Nestscher (1870, De Nederlanders in Djohor en Siak 1602 tot 1965)
- Mengungkap fakta sejarah pembangunan Batam era Ibnu Sutowo - JB Sumarlin)
Penulis/ Videografer: Bintoro Suryo – Ordinary Man. Orang teknik, Mengelola Blog, suka sejarah & Videography.
Sumber : bintorosuryo.com