Dengan mengakses situs GoWest.ID, anda setuju dengan kebijakan privasi dan ketentuan penggunaannya.
Setuju
GoWest.IDGoWest.ID
  • Reportase
    ReportaseSimak lebih lanjut
    Sambut Hari Bhayangkara, Aneka Layanan Publik Dihadirkan Dalam Car Free Day Polda Kepri
    12 jam lalu
    Tuntaskan Segala Persoalan Pelaku Usaha, BP Batam Lanjutkan Roadshow ke Palaku Usaha
    16 jam lalu
    Bupati Bintan Fasilitasi Peternak dengan Perusahaan Unggas, Harga Jual Ayam Hidup Disepakati
    18 jam lalu
    Kasus Penganiayaan ART di Batam: Polisi Amankan Terduga Pelaku
    18 jam lalu
    Pemko Batam Intensifkan Penertiban Reklame Ilegal, Sudah 457 Papan Reklame Dibongkar
    18 jam lalu
  • Ragam
    RagamSimak lebih lanjut
    Legenda Panahan Indonesia Hadir Dalam Pelatihan Pelatih Panahan Perpani Batam
    11 jam lalu
    Bintan Kembali Jadi Tuan Rumah Ajang Balap Sepeda Internasional
    18 jam lalu
    Pendaftaran Murid Baru SMP di Batam Dimulai
    19 jam lalu
    Lomba Bertutur SD/MI Tanjungpinang, Siswi SDIT Tunas Ilmu Juara
    4 hari lalu
    Literasi Digital Untuk Tangkal Bahaya Narkoba di Era Teknologi
    5 hari lalu
  • Data
    DataSimak lebih lanjut
    Pulau Pekajang, Lingga
    3 hari lalu
    Pulau Combol (Tjombol)
    3 minggu lalu
    Pulau Basing, Tanjungpinang
    4 minggu lalu
    Tari Persembahan: Simbol Kehormatan dalam Budaya Melayu
    4 minggu lalu
    Pulau Pemping, Batam
    4 minggu lalu
  • Program
    ProgramSimak lebih lanjut
    “Segudang Masalah Nelayan di Perairan Teluk Belian” | NGOBROL EVERYWHERE (Full)
    6 bulan lalu
    17
    Ngobrol Everywhere | Nelayan Bengkong dan Segudang Masalahnya
    6 bulan lalu
    Hunting Photo Malam di Washington, DC
    11 bulan lalu
    “Monumen Iwo Jima”
    12 bulan lalu
    #Full “Berkah Qurban di Kandangberkah.id ” | NGOBROL EVERYWHERE ❗
    1 tahun lalu
  • Sudah Punya Akun?
TELUSUR
  • Reportase
    • Artikel
    • Serial
    • In Depth
    • Berita Video
    • Cerita Foto
    • Live!
  • Ragam
    • Budaya
    • Pendidikan
    • Lingkungan
    • Sports
    • Histori
    • Catatan Netizen
  • Data
    • Infrastruktur
    • Industri
    • Statistik
    • Kode Pos
    • Rumah Sakit
    • Rumah Susun
    • Tokoh
    • Wilayah
    • Situs Sejarah
    • Seni
  • Partner
    • VOA Indonesia
    • BenarNews.org
  • Yang Lain
    • Tentang Kami
    • Disclaimer
    • Privacy Policy
    • Pedoman Media Siber
Menyimak: “Rempang Dalam Dokumen Catatan Masa Lalu”
Sebar
Notifikasi Simak lebih lanjut
Aa
Aa
GoWest.IDGoWest.ID
  • Reportase
  • Ragam
  • Program
  • Data
  • Reportase
    • Artikel
    • Serial
    • In Depth
    • Berita Video
    • Cerita Foto
    • Live!
  • Ragam
    • Budaya
    • Pendidikan
    • Lingkungan
    • Sports
    • Histori
    • Catatan Netizen
  • Data
    • Infrastruktur
    • Industri
    • Statistik
    • Kode Pos
    • Rumah Sakit
    • Rumah Susun
    • Tokoh
    • Wilayah
    • Situs Sejarah
    • Seni
  • Partner
    • VOA Indonesia
    • BenarNews.org
  • Yang Lain
    • Tentang Kami
    • Disclaimer
    • Privacy Policy
    • Pedoman Media Siber
Sudah Punya Akun di GoWest.ID? Sign In
Ikuti Kami
  • Advertorial
© 2016 - 2024 Indonesia Multimedia GoWest. All Rights Reserved.
Histori

“Rempang Dalam Dokumen Catatan Masa Lalu”

Admin
Editor Admin 6 bulan lalu 855 disimak
Sebar
Peta Belanda yang tersimpan di Universiteit Leiden berjudul “P[oelau] Rempang”, map duttch survey date 1941 tentang Pulau RempangDisediakan oleh GoWest.ID
252
SEBARAN
ShareTweetTelegram

KEBERADAAN Orang Darat di Pulau Rempang (Batam) disebutkan dalam sejumlah arsip kolonial Belanda. Pada tanggal 4 Februari 1930, Controleur Onderafdeeling Tanjungpinang, P. Wink mengunjungi Orang Darat di Pulau Rempang.

Oleh: Bintoro Suryo


CATATANNYA tentang kunjungan dimuat dalam artikel berjudul Verslag van een bezoek aan de Orang Darat van Rempang, 4 Februari 1930 (Laporan Sebuah Kunjungan ke Orang Darat di Pulau Rempang pada 4 Februari 1930). 

Waktu itu, Tanjung Pinang (dalam ejaan lama ditulis ‘Tandjoengpinang’) berstatus administratif sebagai salah satu onderafdeeling dalam wilayah Residentie Riaouw en Onderhoorigheden (Keresidenan Riau dan Wilayah-wilayah Taklukannya) dengan ibukotanya (hoofdplaats) Tanjung Pinang.

Dokumen catatan P. Wink tentang Orang Owtan di Pulau Rempang.

Wilayahnya meliputi: Pulau Bintan, Rempang, Galang, Batam dan pulau-pulau kecil sekitarnya, kelompok Pulau Tambelan dan Wates, juga kelompok Pulau Pendjantan (St. Barbe) dan Pengiki (Staatblad van het Nederlandsch-Indië over het jaar 1922. Weltevreden: Landsdrukkerij, 1923: 4; Reegeeering Almanak voo Nederlandsch Indië 1924. Batavia: Landsdrukkerij, 1924: 166-167).

Sekitar 80 tahun sebelumnya, Residen Riouw, E. Netscher, sudah menyebut-nyebut juga kelompok suku yang menghuni Pulau Rempang yang disebutnya ‘orang Benoea’, sebagaimana dapat dibaca dalam tulisannya “Beschrijving van een gedeelte de Residentie Riouw” (Deskripsi Bagian dari Residensi Riau) yang diterbitkan dalam Tijdscrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde, 1854 dan 1855.

Sedangkan penulis lain menyebut mereka dengan nama ‘orang Oetan’, misalnya oleh J.G. Schot yang menulis artikel “De Battam-Archipel” (Kepulauan Batam) yang dimuat secara berseri dalam majalah De Indische Gids, 1882 & 1883.

Penduduk Rempang 1930. Sarip (kiri) dan Rotjoh (kanan), dua tetua adat ‘orang Darat’ yang ditemui dan diwawancarai P. Wink ketika berkunjung ke Pulau Rempang pada awal Februari 1930 (Sumber: P. Wink, 1930: antara hlm.  338 dan 339).

Meskipun Orang Darat dianggap penganut agama tempatan, menurut Wink, mereka mengenal konsep “Allah”. Mereka juga disebutkan memiliki tradisi penghormatan terhadap leluhur, berdasarkan rasa takut terhadap balas dendam orang yang meninggal. Tradisi turun menurun itu lewat tujuh, 40 dan 100 hari persembahan makanan di makam orang yang meninggal, sambil berseru, “hoen makan!.”

Ahli linguistik Jerman, Hans Kahler meyakini, Orang Darat di Rempang ada kaitan dengan orang asli di Malaysia yakni Orang Senoi. Dia mengolah data dari Kolonial Tijdsohrift tahun 1939. Dalam laporan itu, Orang Darat mewakili penduduk pra-Melayu yang berpindah-pindah. Orang Darat hidup nomaden dalam keseharian menukar hasil hutan dengan makanan dan barter barang bekas dengan pedagang Tiongkok. Mereka hidup dari berburu dan menangkap ikan juga.

Beberapa temuan Hans Kahler menyebutkan, Suku Darat memiliki  senjata sejenis sumpit. Begitu juga satu-satunya hewan peliharaan mereka adalah anjing. Orang Darat hidup monogami dan tak memiliki kepala suku resmi.

Foto warga di Pulau Rempang saat dikunjungi P. Wink tahun 1930. (Sumber: P. Wink, 1930: antara hlm.  338 dan 339).

Sudah sejak 1840an, bahkan mungkin lebih awal lagi, tanah Pulau Rempang sudah diolah menjadi ladang-ladang untuk penanaman gambir.

Keterlibatan pendatang Cina dalam perdagangan produk ini dicatat oleh beberapa sarjana Belanda, antara lain dalam laporan yang berjudul “Over de gambier- en pepperkultuur op Riouw” (Tentang budaya gambir dan lada di Riau) dalam Tijdschrift voor Nijverheid in Nederlandsch Indië, Deel 1 (1854): 136-144 yang mencatat adanya 42 ladang gambir di Pulau Rempang pada tahun 1854 dan tulisan A.F.P. Graafland, “Schets der Chineese vestigingen in de Afdeeling Kārimon” (Sketsa tentang pemukiman orang Cina di Afdeeling Karimun) dalam Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde, 37,3 (1888): 506-544.

Rempang dalam Peta dan Publikasi Masa Lalu

CATATAN DR. Suryadi, Ahli sejarah dari Leiden University, walau terselip di antara taburan pulau-pulau yang lusinan jumlahnya di Kepulauan Riau, Pulau Rempang tidak dianggap sepele oleh Pemerintah Kolonial Hindia Belanda pada masa lampau.

Ini antara lain dapat dikesan dari penamaan sebuah kapal yang dioperasikan oleh maskapai pelayaran Stoomvaart Maatschappij Nederland. ‘S.s./stoomschip Rempang’ dioperasikan oleh perusahaan ini tahun 1947 sampai 1968.

“Ada beberapa kapal lainnya yang diberi nama menurut nama-nama pulau yang ada di Sumatra/Kepulauan Riau, seperti s.s. Roepat, s.s. Riouw, s.s. Banka, s.s Bengkalis, s.s. Karimoen, s.s. Poelau Roebiah, s.s. Nias, s.s. Enggano dan s.s. Krakatau, yang merefleksikan kuatnya orientasi bahari bangsa Belanda”, tulis Dr. Suryadi.

Kapal api (ss) Rempang (1947-1968) milik Stoomvaart Maatschappij Nederland (Sumber: https://www.marhisdata.nl/schip?id=5454; diakses 08-10-2023 )

Catatan Dr. Suryadi :

“Bahkan dalam Atlas Sekolah Hindia Nederland oleh W. van Gelder (lihat misalnya edisi 1919; cet. ke-10), Pulau Rempang dicatat sebagai salah satu pulau yang penting di Riau agar dapat diketahui oleh murid-murid sekolah. Dan sejak 1880an, selat yang memisahkan Pulau Setoko dan Pulau Rempang sudah menjadi laluan kapal penumpang dan barang dari Selatan ke Utara, tepat keluar dekat Tanjong Piajo (Tanjung Piayu, pen).“

Karena menjadi lalu lalang kapal penumpang dan barang sejak zaman dulu, di sekitar teluk Duriangkang yang tidak jauh dari Tanjung Piayu di Batam, sempat tumbuh menjadi perkampungan penduduk yang banyak dihuni kaum pendatang. Seperti Tionghoa, Bugis, Jawa hingga orang Melayu sendiri yang berpindah dari pulau-pulau di sekitarnya. Keberadaan mereka dan keturunannya, masih terlihat hingga awal dekade 1990-an, sebelum wilayah itu dibendung menjadi sebuah danau reservoir tadah hujan oleh Otorita Batam.

Catatan Dr Suryadi juga menyebut, pada tahun 1946, Survey Allied Land Forces Southeast Asia (ALFSEA) di bawah koordinasi Belanda memproduksi peta Pulau Rempang dengan detail infrastruktur dan kontur tanahnya (lihat: Nationaal Archief, Den Haag, Nummer Toegang: 4.MIKO, Inventarisnummer: 265.11).

Peta Belanda yang tersimpan di Universiteit Leiden berjudul “P[oelau] Rempang”, map duttch survey date 1941 tentang Pulau Rempang

Dalam beberapa dokumen dan publikasi asing masa itu, pulau Rempang sudah dikenal sebagai salah satu wilayah pendudukan tentara Jepang untuk mengontrol jalur perdagangan di sekitarnya.

Kliping publikasi tentang Rempang oleh koran Straits Times Singapura, edisi 18 Juni 1946.

Salah satu dokumen publikasi tentang pulau Rempang dan tentara Jepang, dipublikasi oleh Koran Straits Times edisi 18 Juni 1946: “Japs to Leave Rempang Prison Isle”.

(*)

Sumber:

Artikel P. Wink: Verslag van een bezoek aan de Orang Darat van Rempang, 4 Februari 1930

Artikel E. Nescher, Beschrijving van een gedeelte de Residentie Riouw 1854

Catatan Dr Suryadi : Rumpang Informasi Historis tentang Rempang

Straits Times, 18 Juni 1946
Penulis/ Videografer: Bintoro Suryo – Ordinary Man. Orang teknik, Mengelola Blog, suka sejarah & Videography.
Artikel ini diterbitkan sebelumnya di: bintorosuryo.com

Pilihan Artikel untuk Anda

Legenda Panahan Indonesia Hadir Dalam Pelatihan Pelatih Panahan Perpani Batam

Sambut Hari Bhayangkara, Aneka Layanan Publik Dihadirkan Dalam Car Free Day Polda Kepri

Tuntaskan Segala Persoalan Pelaku Usaha, BP Batam Lanjutkan Roadshow ke Palaku Usaha

Bupati Bintan Fasilitasi Peternak dengan Perusahaan Unggas, Harga Jual Ayam Hidup Disepakati

Bintan Kembali Jadi Tuan Rumah Ajang Balap Sepeda Internasional

Kaitan batam, Catatan, Dokumen, Rempang, sejarah
Admin 5 Januari 2025 5 Januari 2025
Apa yang anda pikirkan
Suka sekali0
Sedih0
Gembira0
Tal peduli0
Marah0
Masa bodoh0
Geli0
Artikel Sebelumnya Inflasi Tanjungpinang 2024 Dalam Angka
Artikel Selanjutnya Pembangunan Pasar Sementara di Tanjung Banon untuk Warga Relokasi
Tinggalkan Komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

APA YANG BARU?

Legenda Panahan Indonesia Hadir Dalam Pelatihan Pelatih Panahan Perpani Batam
Sports 11 jam lalu 76 disimak
Sambut Hari Bhayangkara, Aneka Layanan Publik Dihadirkan Dalam Car Free Day Polda Kepri
Artikel 12 jam lalu 91 disimak
Tuntaskan Segala Persoalan Pelaku Usaha, BP Batam Lanjutkan Roadshow ke Palaku Usaha
Artikel 16 jam lalu 93 disimak
Bupati Bintan Fasilitasi Peternak dengan Perusahaan Unggas, Harga Jual Ayam Hidup Disepakati
Artikel 18 jam lalu 109 disimak
Bintan Kembali Jadi Tuan Rumah Ajang Balap Sepeda Internasional
Sports 18 jam lalu 115 disimak

POPULER PEKAN INI

Pelebaran Jalan di Batuaji Masih Dilakukan
Artikel 4 hari lalu 354 disimak
DPRD dan Pemko Batam Sahkan Perda Penyelenggaran Angkutan Umum Berbasis Jalan
Artikel 5 hari lalu 327 disimak
Sidak ke RSUD Embung Fatimah, Wako Batam Dalami Dugaan Kasus Penolakan Pasien
Artikel 4 hari lalu 323 disimak
Pulau Pekajang, Lingga
Wilayah 3 hari lalu 316 disimak
Bapenda Batam Fokus Tagih Pajak Reklame
Artikel 4 hari lalu 286 disimak
- Pariwara -
Ad imageAd image
about us

Kami berusaha menjadi CITIZEN yang netral dan objektif dalam menyampaikan pandangan serta pikiran tentang apapun di dunia ini.

  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Ikuti Kami
© Indonesia Multimedia GoWest 2025. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?