MENJELANG akhir pekan, rupiah perkasa terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pada pembukaan perdagangan pasar spot pada Jumat (25/3) pagi, nilai tukar rupiah berada di posisi Rp 14.345 per dolar AS.
Mata uang Garuda naik 6,5 poin atau 0,05 persen dari penutupan perdagangan pada Kamis (24/3/2022), yakni Rp 14.351 per dolar AS.
Senada, mayoritas mata uang di Asia juga bergerak menguat pagi ini. Tercatat, yen Jepang naik 0,34 persen, dolar Singapura naik 0,05 persen, won Korea Selatan naik 0,03 persen, peso Filipina yang naik 0,16 persen, yuan China naik 0,07 persen, ringgit Malaysia naik 0,04 persen, dan baht Thailand naik 0,20 persen.
Namun, dolar Hong Kong minus 0,01 persen, dan rupee India minus 0,09 persen.
Sementara itu, mayoritas mata uang di negara maju juga terlihat perkasa pagi ini. Tercatat, dolar Australia naik 0,04 persen, poundsterling Inggris naik 0,10 persen, dan euro Eropa nai 0,18 persen.
Namun, Analis Pasar Uang, Ariston Tjendra, memproyeksikan nilai tukar rupiah berbalik arah melemah karena pasar khawatir inflasi global melonjak. Pasalnya, harga sejumlah komoditas energi meningkat.
“Kemarin, harga minyak mentah berjangka Brent dan WTI terkoreksi, namun masih di atas US$100 per barel dan masih berpeluang naik,” ujar Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Oleh karena itu, rupiah diprediksi bergerak di zona merah. Menurut Ariston, rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 14.330 per dolar AS hingga Rp 14.380 per dolar AS.
(*)
sumber: CNN Indonesia.com