Hubungi kami di

Jiran

Singapura & Malaysia Cabut Aturan Karantina dan Tes Swab Covid-19 Bagi Pelancong

Terbit

|

Ilustrasi: Menara kembar Petronas, Kuala Lumpur, Malaysia. F. Dok. Kompas.com/AP/VINCENT THIAN

BAGI yang ingin plesiran ke negara tetangga Singapura dan Malaysia, ada kabar gembira. Kedua negeri Jiran itu, memastikan mencabut aturan wajib karantina dan tes swab Covid-19 untuk para pelancong dari masing-masing negara melalui jalur darat.

Pencabutan wajib karantina dan tes Covid-19 itu diperuntukkan bagi para warga usia dewasa kedua negara yang sudah menjalani vaksin penuh.

Karantina dan tes juga tak lagi diwajibkan bagi anak-anak 12 tahun ke bawah yang sudah sekali vaksin.

Kepastian itu disampaikan Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien-loong dan PM Malaysia Ismail Sabri Yakoob dalam pernyataan bersama pada Kamis (24/3).

BACA JUGA :  Kalahkan Singapura 2-0, Thailand Lolos ke Semifinal Sebagai Juara Grup A Piala AFF

“Pengumuman hari ini merupakan tonggak penting dalam transisi kami menuju hidup bersama Covid-19. Ini merefleksikan kolaborasi kuat kedua pihak melewati pandemi dan akan membantu kedua negara bangkit lebih kuat dari krisis,” tutur Hsien-loong dikutip dari CNA.

Ismail Sabi juga menyampaikan sambutan positif atas kebijakan kedua negara ini. “Pernyataan bersama hari ini mencerminkan hubungan erat dan kerja sama berkelanjutan begitu pula dengan rakyat kedua negara,” tutur Ismail Sabri.

Sebelumnya, Hsien-loong menyatakan mencabut aturan wajib masker dan sebagian aturan pembatasan Covid-19 lain menyusul kasus virus corona yang terus menurun.

BACA JUGA :  Alami 'Resesi Seks', Singapura Izinkan Bekukan Sel Telur

Dalam pidato nasional pada Kamis (24/3), PM Lee mengumumkan bahwa dengan risiko penularan Covid-19 yang rendah, pemerintah mencabut aturan wajib masker di luar ruangan.

Meski begitu, warga Singapura tetap diwajibkan memakai masker di dalam ruangan.

“Yang terpenting, sistem perawatan kesehatan Singapura tetap tangguh. Sektor kesehatan kami berada di bawah tekanan yang cukup besar saat puncak gelombang Omicron, tapi kami bertahan. Saat ini, bebannya masih berat, tapi tekanannya sekarang berkurang,” kata Lee seperti dikutip The Straits Times.

(*)

sumber: CNN Indonesia.com

Advertisement
Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Sebaran

Facebook