PELAKSANAAN aktifitas pendidikan seperti kegiatan belajar mengajar (KBM) selama pandemi Covid-19 ini cukup banyak memberi tantangan terhadap semua pihak.
Sistim pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring (virtual) ini tidak hanya memberikan tambahan pekerjaan bagi orang tua dalam mengawasi dan memberikan bimbingan kepada anak-anaknya, akan tetap juga memberikan tantangan tersendiri bagi seluruh penyelenggara pendidikan, seperti sekolah, para guru dan lain-lain.
Seperti yang diungkapkan oleh Kepala SMPN 6 Batam, Wagiyem. Menurutnya ada tantangan tersendiri dalam melaksanakan aktifitas belajar seperti sekarang ini.
Tantangan yang dimaksud Wagiyem adalah terutama dalam hal penerapan sistem belajar secara virtual, baik dari sisi tenaga pengajar (guru), anak didik maupun orang tua siswa-siswinya.
“Iya tantangannya ada dan luar biasa. Karena ini sesuatu yang baru. Dari sisi kami sebagai pengajar, para guru ditantang untuk mempersiapkan materi pembelajaran yang berbeda dengan biasanya. Mengingat aktifitas KBM seperti, absensi, pemberian materi yang akan disampaikan harus melalui layanan berbagai aplikasi dan lain-lain” kata Wagiyem saat ditemui GoWest Indonesia, belum lama ini.
“Tapi intinya untuk proses pembelajaran selama Covid-19 ini kita memberdayakan group siswa dan orang tua untuk berkomunikasi, dan menyampaikan informasi terkait kemajuan belajar anaknya. Kita cukup terbantu juga dengan adanya WA group orang tua dan guru yang selama ini sudah ada” tambah Wagiyem.
Wagiyem juga tak memungkiri adanya kendala yang ia hadapi dalam kegiatan pembelajaran di sekolahnya. Salah satu contohnya adalah keluhan terkait kuota internet dari para orangtua peserta didik.
Menurutnya, terkait masalah kuota pihak sekolah dan guru sudah mengantisipasi dengan metode penyampaian materi yang variatif agar tidak banyak menyedot kuota siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Selain itu menurut Wagiyem, pihak sekolah juga membantu kelancaran kegiatan baik guru dan peserta didik dengan bantuan subsisdi kuota internet.
“Untuk pulsa internet, alhamdulillah pihak sekolah membeli dengan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Sudah 2 kali sekolah belikan untuk guru dan siswa dalam jumlah terbatas. Pertama, semua guru Rp.150 ribu per guru dan siswa Rp.100 ribu dengan jumlah 45 siswa. Yang kedua, semua guru dengan pulsa Rp.100 ribu, dan untuk siswa Rp.75 ribu dengan jumlah 30 siswa” urai Wagiyem.
Wagiyem juga memaklumi terkait kendala pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan menggunakan Zoom Meeting, Google Meet, atau lainnya yang dialami oleh orang tua siswa.
“Banyak orang tua siswa kami yang mengeluh terkait kuota internet ini. Tapi alhamdulillah seiring upaya yang telah kami lakukan untuk membantu orang tua, sudah ada edaran dari Kementrian Pendidikan terkait bantuan kuota internet dari Kementrian, mudah-mudahan di bulan depan sudah bisa terealisasi” tambah Wagiyem.
Saat disinggung mengenai kesiapan SMPN 6 bila melakukan tatap muka dalam pembelajaran, Wagiyem mengungkapkan, untuk protokol kesehatan di sekolahnya sudah siap bila sewaktu-waktu dilakukan tatap muka dengan siswa.
“Insha Allah kita sudah siap sesuai standar protokol kesehatan yang diminta. Kami sudah siapkan desinfektan, hand sanitizer, pengukur suku, masker, tempat cuci tangan, sabun cuci tangan secara lengkap. Kami juga membentuk Satgas Covid-19 sekolah untuk menyambut tatap muka” pungkas Wagiyem.
Terkait aktifitas pembelajaran sehari-hari di salah satu SMP favorit ini, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMPN 6 Batam, Arizal menjelaskan tetap berjalan seperti biasanya.
Menurut Arizal, dengan metode pembelajaran daring melalui Whatsapp, Google form, Google class meeting, Zoom, Video pembelajaran dan Youtube. Pembelajaran mulai dari 7.30 s/d 13.10 secara daring, waktunya sudah menyesuaikan dengan sistem daring. Dengan durasi tersebut hanya 2 mapel dalam satu hari.
“Waktunya singkat, karena itu dua mata pelajaran saja per hari. Mapel 1 dari 7.30 Sd 10.10, mapel 2 jam 10.30 Sd 13.10, jadi sudah menyesuaikan dengan keadaan daring” kata Arizal, pada Minggu (29/08).
Bagi yang bermasalah dengan pembelajaran secara daring, Arizal menjelaskan siswanya bisa dilayani secara langsung datang ke sekolah dengan tetap menggunakan standar protokol kesehatan.
“Guru memberikan pembelajaran daring dari sekolah, dengan protokol kesehatan. Seperti pakai masker dan terbagi ke beberapa ruangan” jelas Arizal.
Menurut Arizal, dengan kondisi seperti ini mayoritas sangat menerima karena sesuai dengan keadaan. Walaupun ada terdengar sedikit yang belum memahami dengan menggunakan teknologi secara daring.
“Ya ada hikmahnya dengan kondisi seperti ini. Guru jadi melek tekonologi dan juga orang tua juga jadi melek teknologi. Mudah-mudahan ke depannya akan lebih baik lagi. Dan kami dari SMP Negeri 6 Batam siap bila suatu saat nanti melaksanakan pembelajaran tatap muka dengan siswa” tutup Arizal.
*(Zhr/GoWestId)