HIMPUNAN Kawasan Industri (HKI) Kepulauan Riau (Kepri) menawarkan beberapa solusi untuk menghadirkan keseimbangan dunia usaha di tengah ancaman COVID-19. Solusi yang ditawarkan ini diharapkan bisa diterapkan segera, sehingga kendala yang menjadi kekhawatiran dunia usaha di Batam dan Kepri bisa segera teratasi.
Beberapa solusi dan rekomendasi tersebut diantaranya mendorong terbangunnya industri global suplay chain di Batam dan segera mencari alternatif impor bahan baku dari negara lain; melakukan lobby dengan pemerintah China supaya operator-operator di centra industri dan logistik di sana segera beroperasi; percepatan pemberian stimulus insentif fiscal dalam bentuk penurunan harga gas industri, penundaan sementara waktu pungutan pajak dan retribusi daerah, dan penundaan permudah proses perizinan kepada industri subsitusi impor dan ekspor oriented (bahan baku dalam kategori pembatasan).
Percepatan kenaikan batasan penghasilan tidak kena pajak (PTKP); menghadirkan solusi terkait ekspatriat dan manajemen PMA yang masih berada di China agar dapat kembali ke Batam sehingga perusahaan kembali beroperasi; dan terkait masalah keamanan agar aksi unjuk rasa dapat diminimalisir.
Wakil Koordinator HKI Kepri Tjaw Hoeing menjelaskan, COVID-19 ini telah menginveksi suplay change industri global karena bahan baku industri sebagian besar berasal dari China. Kondisi ini berdampak pada perlambatan ekonomi bagi banyak Negara yang banyak bergantung dari China.
Kondisi China yang mulai pulih, harus bisa dioptimalkan dengan mendorong industry di sana segera beroperasi. Sehingga kebutuhan bahan baku industri di Batam bisa terus tersedia. Terlebih untuk bahan yang hanya tersedia di China saja, seperti desain housing yang dibuat di China bersama perusahaan. Design housing ini kalau dicari di Eropa harus menyesuaikan dengan barang yang akan diproduksi sehingga tidak bisa cepat, sementara proses produksi tetap harus berjalan.
“Sebaran virus ini tentu akan mempengaruhi arus balik berupa bahan baku, bahan penolong, dan bahan baku setengah jadi untuk industry,” kata Tjaw Hoeing dalam acara diskusi terkait antisipasi dan dampak penyebaran COVID-19 terhadap dunia usaha diaula Blairungsari, Gedung Utama BP Batam, Batam Centre, Batam pada Senin (2/3).
Laki-laki yang biasa disapa Ayong ini juga menekankan pentingnya kembali menghadirkan teknisi mesin industri di Batam yang tertahan di China karena COVID-19. Dengan begitu, industry yang saat ini terpaksa berhenti karena tidak memiliki tenaga ahli, bisa segera kembali beroperasi. Hal ini sejalan dengan kondisi China sudah lebih baik saat ini.
Lebih jauh, Ayong juga meminta kepada buruh di Batam agar menjaga kondusivitas Batam di tengah perlambatan yang terjadi. Dengan cara tidak melakukan unjuk rasa yang berdampak pada kenyamanan Batam sebagai kota Industri.
Kepala Badan Pengusahaan BP Batam Muhammad Rudi mengaku akan menindaklanjuti apa-apa yang dinilai menjadi kebutuhan dunia usaha di Batam. Beberapa saran yang ditawarkan oleh dunia usaha ini akan segera disampaikan kepada pemerintah pusat, sehingga bisa dihadirkan kebijakan sesuai dengan kebutuhan.
*(bob/GoWestId)