TARIAN Jogi dari Sanggar Pantai Basri Pulau Panjang, Kota Batam tampil pada Pekan Kebudayaan Kepri 2023 yang diadakan di Tugu Sirih, Tanjungpinang.
Pekan Kebudayaan Kepri 2023 itu, digelar dalam rangka menyemarakkan HUT ke-21 provinsi Kepri. Acara digelar mulai 21 hingga 24 September 2023.
Penampilan tari jogi dibawakan oleh lima penari dan satu penyanyi yakni Makcik Normah. Makcih Normah merupakan seorang yang memperkenalkan tari jogi.
Ia naik ke panggung sambil menangkupkan telapak tangan di dada. itu pertanda, mereka tengah menghatur salam kepada penonton. Menangkupkan tangan, sekaligus menjadi gerakan pertama dalam seni pertunjukan ini.
Lagu yang dibawakan oleh Makcik Normah yang mengiringi gerakan tari Jogi, berjudul “Rabesi are Dunia Jogi”. Lirik lagu tersebut menggunakan bahasa Melayu.
Jogi adalah tari yang menceritakan rasa suka cita dan bangga para istri yang menunggu sang suami yang akan pulang dari melaut.
Mereka menyambut dengan penuh harapan hasil yang didapat banyak dan tentunya bersyukur kahidarat Tuhan atas rezeki yang dilimpahkan, sehingga dapatlah untuk dijual, dijadikan santapan bersama keluarga, dan berbagi ke tetangga sebagai rasa sosial kepada yang lain sama rasa.
Tari ini berasal dari Pulau Panjang Kecamatan Bulang Kota Batam yang diperkenalkan pertama kali oleh Almarhum Pakcik Basri dan istri tercinta Makcik Normah.
Para penari dan pemusik adalah anak dan cucunya yang terhimpunan dalam sanggar Pantai Basri, di bawah pimpinan Dorani putra tertua dari Basri dan Normah. Sanggar tari tersebut kini menjadi binaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam.
Di pulau ini juga melahirkan teater Mak Yong, selain makyong yang ada Keke Bintan dan makyong Mantang juga di Bintan.
Jogi sampai saat ini merupakan tari khas kota Batam dan sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda (WBTb) Nasional pada tahun 2023.
”Tari Jogi terinspirasi dari lagu. Rentak-rentaknya rancak (apik), dan ada beberapa penari yang membuat gerakan masing-masing,” kata Makcik Normah.
Urutan dalam tarian yang berdurasi enam menit ini, memiliki tujuh gerakan yakni menangkupkan tangan mengandung makna memberi salam kepada penonton, lalu memegang pinggang sambil memutar ke kiri dan ke kanan serta ke bawah dan ke atas.
Gerakan kedua ini memiliki makna penari melihat busana yang dipakai sudah sesuai atau belum. Gerakan ketiga, bersolek atau ber make-up, lalu gerakan keempat penari melihat cermin.
Gerakan kelima melihat bahu, gerakan keenam mencuci baju, dan ketujuh melayang-layang. Ketujuh gerakan diambil dari kehidupan masyarakat melayu yakni kebahagian seorang istri menyambut suami setelah pulang dari melaut atau pergi ke laut.
Kepala Disbudpar Kota Batam, Ardiwinata mengatakan tari jogi sudah diperkenalkan secara luas kepada masyarakat Kota Batam khususnya Kepri umumnya.
”Mulai dari murid Sekolah Dasar (SD) dan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP), juga telah dikenalkan dengan Tari Jogi lewat guru yang sudah mendapat pengajaran sebelumnya,” ujarnya.
(dha)