DAYA saing aplikasi Telegram kemungkinan bakal makin kuat menyusul suntikan modal baru yang masuk senilai USD 1 miliar atau setara Rp 14,4 triliun.
Dana segar tersebut hasil dari Telegram menjual surat-surat berharga.
CEO Telegram Pavel Durov, menyatakan bahwa salah satu pendonor terbesar datang dari lembaga finansial Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, senilai USD 150 juta.
“Dana itu akan membuat Telegram bisa terus tumbuh secara global dengan tetap berpegang pada nilai-nilainya dan tetap independen,” kata Durov dilansir Tech Crunch, Kamis (25/3).
Dia mengatakan dana segar itu antara lain akan digunakan untuk mengembangkan sistem monetasi Telegram.
“Seperti yang saya katakan saat meluncurkan Telegram hampir delapan tahun silam, tujuan akhir Telegram adalah menjadi proyek yang berkelanjutan secara finansial yang bisa melayani sampai dekade-dekade mendatang,” tambah Durov.
Telegram memang mengalami lonjakan pengguna setelah pengguna WhatsApp di dunia kecewa dengan kebijakan baru perusahaan milik Facebook itu.
Durov pun berulangkali mengkritik WhatsApp dan menyebut keamanan Telegram lebih baik.
Jumlah pengguna Telegram saat ini telah tembus 500 juta orang. Sedangkan WhatsApp masih teratas dengan sekitar 2 miliar pengguna di seluruh dunia.
(*)