KEPALA Badan Pengusahaan (BP) Batam, Lukita Dinarsyah Tuwo menilai kasus tenaga kerja yang terjadi di PT Hantong Precision Manufacturing, bukan karena tidak adanya kegiatan produksi dan ekonomi.
Tetapi lebih disebabkan tidak adanya niat baik dari pemilik perusahaan tersebut.
Saat ini pihak BP Batam berencana menjalin komunikasi dengan kawasan industri guna memantau pemilik perusahaan yang nakal seperti pengelola PT Hantong Precision Manufacturing.
“Ini kita lakukan agar dapat membangun suatu mekanisme monitoring guna mencegah hal tersebut (pemilik perusahaan kabur),” ujar Lukita, Rabu (04/07/2018).
Saat ini Lukita mengakui dalam mendatangkan investor, BP Batam harus bersaing dengan kawasan dan kota – kota industri lainnya.
Seperti negara Vietnam dan Malaysia.
Mengenai hal ini, pihaknya terus melakukan inovasi. Tetapi harus menolak adanya ide dari dari salah satu organisasi pengusaha mengenai usulan uang jaminan bagi para calon investor yang akan membuka perusahaan di Kota Batam.
“Menurut saya apabila hal ini kita jalankan saat ini, kita tentu semakin sulit bersaing dengan beberapa Negara tetangga,” katanya.
Menurutnya, adapun langkah yang harus dilakukan oleh pihak BP Batam adalah menjalin komunikasi dengan Himpunan Kawasan Industri (HKi) dalam menjalankan pengawasan tersebut.
Kriteria tertentu bisa diterapkan kawasan industri saat investor sudah mengisi tenant di areanya.
Dengan begitu kata Lukita, dapat mencegah kaburnya pemilik perusahaan.
“Misalnya si tenant sudah tidak membayar uang sewa sejak Desember tapi masih beropersi, ini sudah menjadi indikator bahwa tenant ini ada sesuatu,” ucapnya.
(*/GoWest.ID)