PEMERINTAH Provinsi (Pemprov) Kepulauan Riau (Kepri) bakal memperbanyak pendidikan vokasi guna meningkatkan sumber daya manusia (SDM) berdaya saing, agar mudah terserap di pasar dunia kerja.
Hal ini disampaikan Gubernur Kepri, Ansar Ahmad. Menurut Ansar pendidikan vokasi adalah pendidikan tinggi yang menunjang pada penguasaan keahlian terapan tertentu.
“Jadi, selain meningkatkan kualitas pendidikan umum, ke depan kita juga menggalakkan pendidikan vokasi di Kepri,” kata Ansar di Tanjungpinang, dilansir Antara, Sabtu (4/3/2023).
Dia mencontohkan, pada saat masih menjabat Bupati Bintan, ia telah membangun sekolah berasrama atau boarding school khusus sektor pariwisata. Anak-anak yang putus sekolah setelah lulus SMA/SMK diberikan beasiswa mengenyam pendidikan di sekolah tersebut selama sekitar satu tahun.
Hasilnya, lanjut Ansar, 95 persen lulusan sekolah itu diterima bekerja di industri pariwisata dalam negeri, bahkan 30 persen di antaranya bekerja di luar negeri.
“Nah, sekolah-sekolah seperti itu yang harus dikembangkan lagi, karena lulusannya tak hanya terserap pasar dalam negeri, tapi juga luar negeri,” ucap Ansar.
Ansar menyampaikan ke depan ia juga mendorong pendidikan vokasi di sektor kesehatan pada tahun 2023 yang berorientasi untuk memenuhi pasar kerja luar negeri, seperti kebutuhan tenaga perawat di Singapura.
Hal tersebut, kata dia, akan diwujudkan dengan membentuk kelas khusus internasional di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Hang Tuah di Kota Tanjungpinang bekerja sama dengan Menteri Kesehatan RI. Jika berhasil, kebijakan serupa akan dilanjutkan ke sekolah kesehatan lainnya di Kepri.
“Peserta didiknya akan tinggal di asrama dan dibekali kemampuan Bahasa Inggris. Kita juga buat surat perjanjian dengan orang tua mereka supaya setelah lulus diizinkan bekerja di luar negeri, sebab kalau hanya mengandalkan pasar dalam negeri masih terbatas,” ujar Ansar.
Selain itu, lanjut Ansar, pihaknya melalui APBD 2023 membangun pusat pelatihan kerja atau workshop di Kabupaten Karimun dalam rangka mencetak calon tenaga kerja bersertifikasi dan berkompeten, misalnya di bidang pengelasan.
Dia melanjutkan hal itu dilakukan seiring meningkatnya permintaan pekerja/tukang las di kawasan industri yang tersebar di beberapa wilayah Kepri, khususnya Batam dan Karimun.
“Kalau tukang las sudah bersertifikat dan berkompeten, pasti gampang diterima bekerja dan dibayar sesuai keahlian yang dimiliki pekerja itu sendiri,” ucap Ansar.
Namun demikian, lanjut Ansar, semua upaya yang dilakukan pemerintah daerah itu tak akan bisa terwujud apabila anak-anak di Kepri tidak punya kemauan dan bersungguh-sungguh dalam belajar untuk menjadi lulusan berkualitas dan berdaya saing tinggi.
Di sisi lain, pihaknya terus berupaya menggenjot investasi sebanyak-banyak di Kepri sehingga dapat menciptakan peluang kerja baru bagi masyarakat setempat.
“Kunci untuk meningkatkan ekonomi dan menurunkan angka kemiskinan serta pengangguran itu investasi. Jadi saya pun mengajak semua bupati/wali kota, mari kita genjot investasi di Kepri dengan target Rp30 triliun per tahun,” kata Ansar.
(*/pir)