BADAN Pengusahaan (BP) Batam di Kepulauan Riau (Kepri) melaporkan pertumbuhan sebesar 15 persen dalam volume peti kemas yang ditangani pelabuhan selama semester I tahun 2025 dibandingkan tahun sebelumnya.
Direktur Pengelolaan Kepelabuhanan BP Batam, Benny Syahroni, menyatakan bahwa volume peti kemas mencapai 359.944 Twenty Foot Equivalent Units (TEUs), berkat sinergi antara BP Batam dan pihak pelabuhan.
“Capaian positif ini mencerminkan fondasi kuat dalam pengelolaan pelabuhan. Pelabuhan kita memiliki potensi besar, terutama dalam pengembangan layanan digital dan efisiensi operasional,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima di Batam, Sabtu.
Dari total 359.944 TEUs, aktivitas ekspor dan impor mendominasi dengan volume 273.004 TEUs, meningkat 18 persen dibandingkan tahun lalu. Sementara itu, volume peti kemas domestik juga naik 6 persen dari 82.300 TEUs menjadi 86.940 TEUs.
Kinerja operasional pelabuhan menunjukkan tren positif, dengan kunjungan kapal barang dan penumpang mencapai 54.876 call, tumbuh 15 persen, terdiri dari 14.461 call untuk kapal barang dan 40.415 call untuk kapal penumpang. Total bobot kotor kapal (Gross Tonnage/GT) juga meningkat 18 persen menjadi 34.877.449 GT.
Selain itu, volume general cargo naik 12 persen menjadi 5.427.065 ton. Jumlah penumpang di terminal ferry domestik dan internasional Batam juga tumbuh 8 persen, mencapai total 4.645.169 orang.
Dari sisi penerimaan, Direktorat Pengelolaan Kepelabuhanan mencatat realisasi sebesar Rp219,75 miliar, atau 55 persen dari target tahunan Rp401,86 miliar, yang meningkat 16 persen dibandingkan semester I-2024 yang sebesar Rp189 miliar.
Anggota/Deputi Bidang Pengelolaan Bandara, Pelabuhan, dan Lalu Lintas Barang, Ruslan Aspan, memberikan apresiasi atas pencapaian ini.
“Pelabuhan adalah kunci utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Kami melihat pelabuhan sebagai lebih dari sekadar gerbang logistik, tetapi juga sebagai penggerak industri, perdagangan, dan mobilitas masyarakat,” ungkap Ruslan.
(dha)