JAJARAN Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Metro Jaya menggerebek sebuah laboratorium rumahan terselubung (clandestine laboratory) yang memproduksi narkotika jenis baru bernama MDMB-4EN-PINACA atau tembakau sintetis.
LABORATORIUM ini terletak di Cluster Mountain View, Jalan Gunung Pangrango No.185, Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor.
Wakapolda Metro Jaya, Brigjen Pol Suyudi Ario Seto, menjelaskan bahwa tembakau sintetis ini merupakan narkotika jenis baru di Indonesia yang merupakan hasil sintesis dari ganja.
“Narkoba ini berbahaya karena efeknya lebih kuat dibandingkan ganja biasa,” ujar Suyudi kepada wartawan, Kamis (2/5/2024).
Dalam penggerebekan tersebut, lima orang ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka.
Mereka berinisial H dan S yang berperan sebagai peracik di laboratorium, G sebagai kurir, B sebagai reseller, dan F yang berperan sebagai pengendali
“Yang menarik dari jaringan ini adalah Pinaca-nya, kalau biasanya Pinaca-nya dari luar, kalau ini nggak, Pinaca-nya yang dibikin dari sini,” kata Suyudi.
Meskipun sudah beroperasi selama 6 bulan, jaringan ini belum mendapatkan keuntungan. Target pasar mereka adalah seluruh Indonesia, dengan memanfaatkan media online untuk penjualan.
“Prekursornya dibeli dari China, dan transaksi pembayarannya menggunakan cryptocurrency,” katanya.
Para tersangka dijerat dengan Pasal 113 ayat 2 subsider Pasal 114 ayat 2 lebih subsider Pasal 112 ayat 2 juncto Pasal 132 ayat 2 UU Narkotika No 35 Tahun 2009, dengan ancaman hukuman maksimal seumur hidup atau 20 tahun penjara.
Apa itu Tembakau Sintetis?
SEBELUMNYA kasus tembakau sintetis dialami oleh Fico Fachriza, seorang komika, penyalahgunaan narkoba jenis tembakau sintetis sudah cukup sering terjadi.
Meski dinamakan tembakau, ia tetap masuk kategori narkotika dan obat-obatan berbahaya. GoWest.ID melansir informasi Kompas.tv dan ashefagriyapustaka.co.id, tembakau sintetis merupakan jenis narkoba yang dibuat dari campuran bahan kimia industri seperti AB- CHMINACA, FUB-AMB, 5-Fluoro-ADB.
Campuran ini dibuat dengan menyemprotkan kandungan tersebut ke daun kering atau potongan rumput sehingga bentuknya seperti lintingan rokok tembakau.
Tembakau sintetis berbeda dengan ganja, namun pembuat tembakau sintetis mencoba meniru efek yang biasa dihasilkan oleh ganja alami.
Sayangnya, karena terbuat dari campuran zat-zat kimia, efek THC (kandungan pada ganja) pada tembakau sintetis lebih kuat ketimbang efek THC pada ganja alami itu sendiri. Akibatnya, penggunaan tembakau sintetis ini memiliki dampak yang berbahaya bagi tubuh. Tembakau sintetis saat ini sudah dikategorikan dalam jenis narkotika golongan 1 yang hanya boleh digunakan sebagai penelitian saja.
Tembakau ini dirancang oleh John William Huffman, seorang profesor kimia dari Clemson University, sekitar 20 tahun yang lalu untuk digunakan sebagai penelitian. Huffman menyelidiki efek ganja sintetis ini kepada hewan dan tidak dikeluarkan sebagai konsumsi manusia karena efeknya yang sangat kuat.
Hingga pada 2008, karyanya dipublikasikan. Namun, ganja sintetis yang kemudian disebut JWH-018 muncul di laboratorium forensic Jerman hingga menyebar ke banyak orang yang penasaran ingin menjajal kebolehan tembakau ini.
Sayangnya, tembakau sintetis ini dianggap sebagai ganja varian baru dan banyak orang yang kemudian menyalahgunakannya. Harganya yang lebih murah menjadi daya tarik ganja sintetis ini.
Efek samping tembakau sintetis
TEMBAKAU sintetis memiliki efek yang kuat bagi penggunanya. Kandungan kimia yang terdapat di dalamnya dapat menyebabkan efek euphoria. Hal itu lantaran kandungan THC yang mengikat sistem reseptor CB1 di dalam otak.
Dengan dosis yang terbilang rendah, efek tembakau sintetis yang dirasakan sangat kuat dan menimbulkan beberapa efek samping yang dapat merusak organ-organ di tubuh, di antaranya:
Nyeri dada Pusing
Mual dan muntah
Kerusakan ginjal
Penglihatan kabur dan menghitam
Ngilu Kejang
Sakit kepala
Anggota tubuh mengalami kedutan
Pembesaran pupil
Kebingungan
Peningkatan glukosa
Penurunan kadar kalium dalam darah
Selain itu, dari segi psikis, tembakau sintetis dapat menyebabkan:
Halusinasi Psikosis
Emosi yang tidak terkontrol
Marah
Mengamuk
Ketergantungan terhadap tembakau sintetis juga dapat berakibat fatal, bahkan bisa berujung hingga kematian. Pengguna bisa mengalami sesak napas, serangan jantung, stroke, gagal jantung akut, darah tinggi, hingga kematian.
(ham)